Kemenkes Lempar Bola Anggaran Vaksin Nusantara ke Terawan

CNN Indonesia
Rabu, 14 Apr 2021 12:25 WIB
Penggagas vaksin Nusantara, Terawan Agus Putranto. (Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)
Jakarta, CNN Indonesia --

Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, mengaku belum bisa memastikan perihal anggaran sebesar Rp29 miliar yang dilaporkan disokong Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes dalam proses penelitian vaksin Nusantara.

Ia meminta agar hal tersebut dikonfirmasi secara langsung ke mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sebagai penggagas vaksin Nusantara.

"Terkait itu, tanya beliau [Terawan] langsung ya," kata Nadia melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Rabu (14/4). .

Nadia menyatakan pihaknya tidak ikut terlibat dalam pembiayaan penelitian hingga uji klinis tahap I vaksin Nusantara hingga saat ini.

Menurutnya, sumber pembiayaan juga akan lebih banyak disokong perusahaan yang turut andil dalam kerja sama pengembangan vaksin nusantara, yakni Rama Pharma dan AIVITA Biomedical asal Amerika Serikat.

"Pendanaan langsung tidak ada, tetapi karena ini menggunakan RSUP dr Kariadi, support berupa pertemuan dan koordinasi, itu saja," katanya.

Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Dewi Asmara pernah mengungkapkan bahwa Balitbangkes Kemenkes sudah menyiapkan anggaran sebanyak Rp29 miliar untuk vaksin Nusantara.

"Yang menarik di proyek ini dengan melibatkan Balitbangkes Kemenkes sudah ada anggaran, kami dapatkan informasi dari teman-teman sejauh ini sudah pada posisi Rp29 miliar," kata Dewi dalam Rapat Kerja dengan Menkes, BPOM, dan Menristek di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada 10 Maret 2021.

Berangkat dari itu, Dewi mempertanyakan tiga sikap lembaga yaitu Kemenkes, BPOM, dan Kemenristek yang seolah-olah menghindar membahas vaksin Nusantara.

Hal tersebut, kata dia, terlihat jelas dari bahan pemaparan yang diserahkan ke anggota Komisi IX akan membahas kelanjutan vaksin Merah Putih dan vaksin Nusantara.

"Jadi berbekal itu semua, anggaran sudah mengucur, tapi yang saya heran, dalam paparan di tiga kementerian, kalau tadi tidak dipersoalkan seakan-akan kok menghindar. Padahal menghilangkan, kalau tidak diminta tidak ada, udah jelas agendanya vaksin Nusantara tapi yang dipaparkan vaksin Merah Putih," kata Dewi.

"Justru aneh sekali walaupun akhirnya dibahas tapi terkesan sambil lewat padahal banyak masalah, bukankah kita rapat hari ini untuk pemecahan masalah," imbuhnya.

CNNIndonesia.com telah menghubungi Terawan dan Kepala Balitbangkes Kemenkes Slamet melalui pesan singkat dan panggilan telepon. Namun keduanya belum memberikan respons.

Diketahui, vaksin Nusantara sampai saat ini belum mendapatkan izin uji klinis fase II dari BPOM.

Kepala BPOM Penny Lukito sempat mengungkapkan bahwa vaksin Nusantara tidak sesuai pharmaceutical grade dalam komponen dan proses penelitiannya.

Selain itu, BPOM menilai bahwa komponen yang digunakan kebanyakan impor, sehingga tidak sesuai dengan klaim vaksin karya anak bangsa.

Meski begitu, Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical sudah menerima vaksin yang digagas Terawan pada akhir pekan kemarin.

Sejumlah anggota DPR RI kabarnya juga akan menerima vaksin Nusantara pada hari ini.

(mts/khr/pris)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK