Anies Akui Warga Miskin Jakarta Meningkat Saat Pandemi Covid

CNN Indonesia
Rabu, 14 Apr 2021 14:44 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui warga miskin di Jakarta meningkat sejak pandemi virus corona (Covid-19) melanda. Oleh karena itu, Anies ingin pada 2022 mendatang ada program terkait kesejahteraan rakyat secara langsung.

Anies menjelaskan, salah satu pekerjaan rumah (PR) besar yang harus diselesaikan pada tahun ini dan 2022 terkait penuntasan program-program sosial kemasyarakatan. Menurutnya, kesejahteraan rakyat jadi salah satu masalah yang skalanya membesar akibat kontraksi perekonomian dari pandemi.

"Bila dahulu masyarakat berekonomi lemah atau rentan jumlahnya lebih sedikit, ketika masa pandemi meningkat agak besar," ungkap Anies dalam Musrenmbang DKI 2021, Rabu (14/4).

Anies berharap, jajarannya lebih serius membuat program terkait kesejahteraan rakyat. Khususnya pada aspek kesehatan, pendidikan, dan kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Tidak hanya itu, menurutnya, untuk program-program recovery ekonomi bukan sekadar untuk memfasilitasi industri-industri besar.

"Tapi juga harus memberikan secara khusus perhatian pelaku usaha mikro yang jumlahnya amat besar di Jakarta," jelas Anies.

Lebih lanjut, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan, langkah selanjutnya adalah memastikan regulasi ke depannya harus dibuat untuk bisa mendorong sektor swasta. Menurutnya, jika sektor swasta bisa bergerak lebih cepat, maka perekonomian Jakarta juga akan ikut terdampak.

"Karena cepatnya sektor swasta bergerak akan sangat berdampak pada penyerapan tenaga kerja, dalam pajak pendapatan daerah, itu semua memiliki implikasi yang langsung di dalam recovery kita," ungkapnya.


Di sisi lain, Jakarta masuk dalam daftar kota termahal ke-20 dari 25 kota di dunia pada 2021 versi Laporan Bank Julius Baer's Global Wealth and Lifestyle 2021.

Riset Bank Julius Baer's menyatakan, patokan kota termahal menggunakan indikator harga barang-barang untuk gaya hidup. Semisal barang elektronik, mobil, hingga minuman beralkohol.

Dalam riset tersebut, Jakarta termasuk kota yang mahal untuk membeli whisky, tas wanita, dan mobil.

(dmi/pris)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK