Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu meminta wacana reshuffle atau perombakan kabinet Presiden Joko Widodo tidak dilakukan sekadar mengakomodasi kepentingan politik tertentu.
Wacana reshuffle kabinet sendiri mencuat pascapeleburan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta pembentukan Kementerian Investasi disetujui oleh DPR RI pada pekan lalu.
Menurutnya, sosok yang dipilih untuk menjabat sebagai menteri hasil perombakan nantinya harus memiliki kredibilitas dan akseptabilitas yang memadai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"[Reshuffle] kita serahkan ke presiden, cuma yang penting isu-isu reshuffle ini bukan sekedar akomodasi politik tetapi betul-betul pada esensinya. Bukan asal-asal akomodasi politik saja," kata Syaikhu kepada wartawan di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Rabu (14/4) malam.
Meski begitu, dia menegaskan, langkah tersebut tidak lantas memaksa Jokowi harus menunjuk sosok dari kalangan profesional untuk menduduki jabatan menteri.
Menurut Syaikhu, sejumlah sosok dari kalangan partai politik juga banyak yang memiliki kemampuan selama ditempatkan seusai dengan keahlian yang dimilikinya.
Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menyebut Jokowi akan melantik menteri baru di posisi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek).
Ngabalin juga menyampaikan akan ada menteri baru untuk jabatan Menteri Investasi. Menurutnya, menteri itu akan merangkap jabatan di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
"Presiden Insyaallah akan melantik menteri baru Menteri Dikbud/Ristek, Menteri Investasi/Kepala BKPM," kata Ngabalin lewat akun Twitter @AliNgabalinNew, Rabu (14/4). Ngabalin telah mengizinkan cuitannya dikutip CNNIndonesia.com.
Ngabalin menjelaskan pelantikan dua nama menteri baru itu menyusul perubahan kementerian yang telah disepakati pemerintah dan DPR pekan lalu.
Meski begitu, Ngabalin mengaku belum tahu apakah dua menteri yang menjabat saat ini, Nadiem Makarim dan Bahlil Lahadalia terimbas reshuffle kabinet.
(mts/pris)