Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN), Drajad Wibowo, merespons kabar partainya yang disebut akan masuk kabinet pemerintahan Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin usai berembus kabar reshuffle.
Drajad mengatakan keputusan PAN masuk atau tidak ke dalam Kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Jokowi itu berada di tangan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas).
Menurutnya, Zulhas akan berdiskusi dengan dirinya, Ketua Dewan Kehormatan Soetrisno Bachir, Ketua Majelis Penasihat Partai Hatta Rajasa, dan jajaran pengurus DPP PAN sebelum mengambil keputusan terkait hal tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengenai sikap PAN soal masuk tidak ke kabinet, keputusan finalnya di tangan Ketua Umum, Bang Zul. Tentu, Bang Zul berdiskusi dengan Bang Hatta, Mas Tris, saya, para wakil ketua umum, sekretaris jenderal, dan lain-lain," kata Drajad kepada CNNIndonesia.com, Kamis (15/4).
Kabar PAN akan masuk ke kabinet Jokowi muncul di tengah wacana reshuffle atau perombakan kabinet yang kembali mencuat usai DPR menyetujui permintaan pemerintah melebur Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta membentuk Kementerian Investasi pada pekan lalu.
Di satu sisi, Drajad menilai Soetrisno Bachir merupakan sosok yang paling pantas menjadi perwakilan PAN duduk di kursi menteri pemerintahan Jokowi. Menurutnya, Soetrisno merupakan sosok yang sudah 'berkeringat' membantu Jokowi sejak 2014.
"Kalau saya pribadi ditanya kader paling pas, hemat saya, itu adalah Mas Tris. Dengan pertimbangan, Mas Tris itu sejak 2014 berkeringat membantu Pak Jokowi, sudah pernah juga Ketua KEIN [Komite Ekonomi dan Industri Nasional]. Pak Jokowi sudah kenal sekalilah," katanya.
CNNIndonesia.com sudah berupaya menghubungi Zulhas, Sekretaris Jenderal DPP PAN Eddy Soeparno, dan Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi soal kabar parpol berlambang Matahari itu akan masuk ke dalam Kabinet Indonesia Maju. Namun, mereka tidak merespons hingga berita ini diturunkan.
Sementara itu, Ketua DPP PAN, Saleh Partaonan Daulay, menyatakan internal partainya belum pernah membicarakan wacana kader PAN masuk ke dalam Kabinet Indonesia Maju untuk menduduki kursi menteri di Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Menurutnya, PAN masih sibuk melakukan konsolidasi internal dari tingkat wilayah hingga ke ranting di seluruh Indonesia.
"PAN itu belum tahu terkait rencana reshuffle yang disampaikan banyak kalangan di media. Secara formal, di internal PAN itu tidak pernah membicarakan hal itu atau belum pernah membicarakan hal itu," kata Saleh kepada CNNIndonesia.com, Kamis (15/4).
Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menyebut Jokowi akan melantik menteri baru di posisi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek).
Ngabalin juga menyampaikan akan ada menteri baru untuk jabatan Menteri Investasi. Menurutnya, menteri itu akan merangkap jabatan di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
"Presiden Insyaallah akan melantik menteri baru Menteri Dikbud/Ristek, Menteri Investasi/Kepala BKPM," kata Ngabalin lewat akun Twitter @AliNgabalinNew, Rabu (14/4). Ngabalin telah mengizinkan cuitannya dikutip CNNIndonesia.com.
Ngabalin menjelaskan pelantikan dua nama menteri baru itu menyusul perubahan kementerian. Perubahan nomenklatur kementerian itu telah disepakati pemerintah dan DPR pekan lalu.
Meski begitu, Ngabalin mengaku belum tahu apakah dua menteri yang menjabat saat ini, Nadiem Makarim dan Bahlil Lahadalia terimbas perombakan kabinet kali ini.
(mts/pris)