Detasemen Khusus 88/Antiteror Polri menembak mati seorang terduga teroris berinisial MT, di Jalan Mannuruki, Kecamatan Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (15/3).
Dikutip dari Antara, hal itu dilakukan lantaran yang bersangkutan diklaim hendak menyerang petugas dengan parang saat akan diamankan.
"Anggota dalam keadaan terdesak, karena MT ini memegang parang di kedua tangannya dan akan menyerang anggota hingga akhirnya diberikan tindakan tegas," ujar Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Kombes Pol E Zulpan, di Makassar, Kamis (15/3) dikutip dari Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam penggerebekan di rumah MT, di Jalan Mannuruki, itu, anggota Densus 88 Antiteror Polri dibantu anggota Brimob Polda Sulsel berusaha mengamankan terduga teroris.
Namun, saat akan dibawa oleh anggota, kata dia, MT dengan kedua senjata tajam jenis parang pada kedua tangannya berusaha menyerang polisi, yang kemudian dibalas oleh anggota dengan tembakan peringatan.
"Sudah diberikan tembakan peringatan, tetapi dia (MT) berusaha menyerang dan akhirnya diberikan tindakan tegas," aku Zulpan.
Penangkapan MT itu sendiri, kata dia, berdasarkan hasil pengembangan oleh anggota terkait aksi bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar beberapa waktu lalu.
Selain itu, MT juga diduga bagian dari jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD) dan bagian dari jaringan terduga teroris yang sebelumnya digerebek di Perumahan Villa Mutiara, Makassar awal 2021.
"Ini semua pengembangan kasus dan tujuannya untuk dilakukan interogasi, tetapi beberapa di antaranya langsung melakukan perlawanan," ujarnya pula.
Per Rabu (14/3), Kepolisian telah menangkap sedikitnya 31 orang terduga teroris pasca-kasus bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar.
"Sehingga update sampai saat ini pascabom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Densus 88 berhasil menangkap 31 tersangka terduga teroris di wilayah Makassar dan sekitarnya," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Kombes Pol Ahmad Ramadhan di Mabes Humas Polri, Jakarta, Rabu (14/3).
Ramadhan menyebutkan, penangkapan 31 terduga teroris masuk dalam kelompok kajian Villa Mutiara yang berafiliasi dengan Jamaah Ansharud Daulah (JAD).
Terkait penanganan buron kasus terorisme yang sudah menyerahkan diri, hari ini, Ahmad menyebut Densus 88 akan langsung menggeledah SB.
"Dalam penangkapan ini memang tim Densus nanti juga akan melakukan penggeledahan ke ruamhnya. Pasti ada yang disita di sana," kata dia, Kamis (15/4).
Oleh sebab itu, Ramadhan belum dapat merinci lebih lanjut mengenai barang bukti yang disita oleh penyidik Densus dari SB.
Dia menjelaskan, saat ini Saiful masih menjalani pemeriksaan secara intensif di Polsek Pasar Minggu. Adapun, kata Ramadhan, Saiful semula menyerahkan diri pagi tadi sekitar pukul 06.00 WIB.
Dari informasi yang dihimpun, Saiful Basri sendiri merupakan warga yang tinggal di wilayah Jati Padang Utara, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
![]() |
Dia menjadi buron usai tim Densus 88 melakukan serangkaian operasi penangkapan terhadap terduga teroris di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Semula, kepolisian menangkap empat terduga teroris di wilayah Condet, Jakarta Timur dan Kabupaten Bekasi.
Operasi berlanjut hingga akhirnya kepolisian menangkap total 13 orang yang diduga saling berkaitan. Mereka diduga tengah merencanakan sejumlah aksi teror dengan menggunakan bom.
Para tersangka teroris itu diduga tak terafiliasi dengan jaringan teror Jamaah Islamiyah (JI) ataupun Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Mereka ditangkap karena polisi telah memiliki cukup bukti untuk menjerat mereka terkait kasus terorisme.
Sebagai informasi, operasi penangkapan teroris sedang masif dilakukan oleh Densus 88 dalam beberapa waktu terakhir. Hal itu dilakukan pasca bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Makassar pada Minggu (28/3) lalu.
Kemudian, berselang tiga hari kemudian, Markas Besar Kepolisian RI (Mabes RI) turut diserang oleh terduga teroris menggunakan pistol Air Gun.
(mjo/antara/arh)