RI Tunggu Kajian ITAGI Usai Denmark Setop Vaksin AstraZeneca

CNN Indonesia
Kamis, 15 Apr 2021 17:11 WIB
Kemenkes masih menunggu kajian lengkap dari ITAGI dan BPOM terkait kelanjutan nasib vaksin AstraZeneca usai disetop otoritas Denmark.
Vaksin AstraZeneca. (Foto: REUTERS/DADO RUVIC)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih menunggu kajian lengkap dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait kelanjutan nasib vaksin AstraZeneca di Indonesia.

Hal itu menyusul Denmark yang berencana menghentikan sepenuhnya penggunaan vaksin corona asal perusahaan farmasi Inggris itu akibat kasus penggumpalan darah yang diyakini merupakan efek samping dari vaksin tersebut.

"Kementerian Kesehatan dalam hal ini menunggu BPOM dan ITAGI ya untuk rekomendasinya," kata Nadia melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Kamis (15/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nadia sekaligus memastikan bahwa sejauh ini belum ditemukan efek samping kasus penggumpalan darah akibat penggunaan 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca yang tiba di Indonesia 8 Maret lalu itu.

"Belum ada penggumpalan darah," imbuhnya.

CNNIndonesia.com telah menghubungi Ketua ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro dan Juru Bicara Vaksinasi dari BPOM Lucia Rizka Andalusia untuk meminta tambahan informasi mengenai perkembangan kajian vaksin AstraZeneca. Namun hingga berita ini ditulis keduanya belum memberikan respons.

Kendati begitu, vaksin AstraZeneca sempat dihentikan penggunaannya di Sulawesi Utara pada akhir Maret lalu.

Satgas setempat memutuskan untuk menyetop sementara penggunaan vaksin AstraZeneca usai 990 orang dari 3.990 penerima vaksin AstraZeneca dilaporkan mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) KIPI berupa demam, menggigil, nyeri badan hingga tulang dan muntah serta mual.

Namun demikian, tak genap sepekan setelahnya Komisi Nasional KIPI merekomendasikan agar vaksin AstraZeneca dapat kembali dilanjutkan di Sulut.

Komnas KIPI mengungkapkan berdasar hasil kajian analisis dan investigasi dari Komisi Daerah (Komda) KIPI Sulut, KIPI yang ditemukan pada warga hanya bersifat ringan dan sebagian mengarah pada Immunization stress-related response (ISRR) alias kecemasan berlebihan.

Sementara itu, penghentian penggunaan AstraZeneca di Denmark terjadi usai beberapa kali terjadi penundaan vaksin asal Inggris itu.

Keputusan itu juga diterapkan setelah Badan pengawas obat Uni Eropa (EMA) pada pekan lalu menetapkan bahwa penggumpalan darah merupakan efek samping langka dari AstraZeneca.

Meski begitu, EMA tetap menganggap AstraZeneca aman dan mendorong masyarakat tetap memakainya lantaran manfaat vaksin tersebut jauh lebih besar dari risikonya.

(khr/pris)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER