Pendaftaran Beasiswa Kuliah Timur Tengah Kemenag Tutup Besok
Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama (Kemenag) RI akan menutup seleksi program beasiswa dan nonbeasiswa bagi warga yang berminat melanjutkan pendidikan ke sejumlah negara di Timur Tengah.
Sempat ditiadakan pada 2020, Kemenag diketahui kembali membuka seleksi calon bagi siswa lulusan tingkat menengah atas (SMA/Aliyah) yang hendak melanjutkan kuliah tingkat strata 1 di Timur Tengah, baik lewat program beasiswa maupun regular.
Pendaftaran telah dibuka selama sepekan lalu sejak 12 April dan akan ditutup besok, Selasa (20/4).
"Pendaftaran calon peserta seleksi Timur Tengah dilakukan melalui www.diktis.kemenag.go.id, dari 12-20 April 2021," demikian bunyi pengumuman pendaftaran dalam surat yang diteken pada 5 April tersebut.
Program beasiswa kuliah Timur Tengah dibuka karena kerja sama antara Kemenag dengan empat negara yakni, Mesir, Sudan, Maroko, dan Syria. Kemenag mencatat jumlah mahasiswa asal Indonesia yang tengah melanjutkan studi ke Timteng mencapai 9.000.
Mereka tersebar di sejumlah perguruan tinggi seperti al-Azhar Kairo (Mesir), Universitas Internasional Afrika Khartoum (Sudan), dan Universitas Muhammad V Rabbat (Maroko). Selain tiga negara tersebut, ada pula beberapa negara lain seperti Tunisia, Lebanon, dan Suriah.
Sementara, untuk bisa mengikuti program seleksi, siswa dapat melakukan pendaftaran situs resmi Diktis Kemenag. Sebelum melakukan pendaftaran, pelamar terlebih dahulu harus membayar uang pendaftaran melalui bank.
"Transfer hanya dilakukan di teller bank. Melalui internet banking atau SMS banking dengan menyebutkan nama peserta dan seleksi Timur Tengah dalam keterangannya," demikian petunjuk pendaftaran.
Adapun biaya untuk mengikuti seleksi sebesar Rp250 ribu. Pelamar beasiswa juga harus menyiapkan sejumlah berkas sebelum mendaftar yakni ijazah, transkrip nilai maksimal tiga tahun terakhir, dan foto.
Proses verifikasi berkas pendaftaran akan dilakukan selama sepekan mulai 13-21 April, dan pengumuman seleksi pada 22 April.
Lalu, kode tes akan dikirim pada 23-25 April.
Seleksi akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap satu akan digelar secara online pada 28-29 April. Kemudian seleksi tahap dua atau wawancara yang akan digelar pada 3-5 Mei.
Tes tulis nantinya akan menguji kemampuan Bahasa Arab. Sedangkan tes wawancara nantinya akan menguji kemampuan menghapal Alquran minimal 2 juz, baca kitab, termasuk wawasan keislaman dan kebangsaan.
Selanjutnya, kelulusan seleksi akan kembali diumumkan melalui situs resmi Diktis Kemenag pada 11 Mei. Adapun untuk tahun ini, jumlah kuota yang dibutuhkan masing-masing perguruan tinggi tiap negara yakni, Mesir 20 orang dan Maroko 30 orang.
Mengutip dari laman diktis.kemenag.go.id, pada 9 April lalu, Direktur Timur Tengah dan Afrika Kemenlu RI Bagus Hendraning Kobarsyih menyampaikan peluang kerjasama dengan negara-negara Arab terbuka luas. Ia mengatakan tidak hanya Mesir, ada Maroko, UEA, dan Arab Saudi saja.
"Negara-negara Arab lain seperti Yaman, Syria juga sangat bagus untuk studi KeIslaman, namun saat ini kondisi politik di Negara tersebut masih rawan," kata dia.
Pada kesempatan yang sama Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Kemenag, Adib Abdushomad, menyatakan bahwa pengiriman mahasiswa Indonesia ke timur tengah itu penting untuk masa depan dalam upaya membangun jaringan dan kerjasama yang lebih luas dengan negara-negara Arab dan timur tengah lainnya.
Lihat juga:Kapuspen: Vaksin Nusantara Bukan Program TNI |