Penelitian Vaksin Nusantara di RSPAD Target Rampung 2,5 Bulan

CNN Indonesia
Selasa, 20 Apr 2021 12:32 WIB
Ilustrasi. Penelitian vaksin Nusantara di RSPAD ditargetkan rampung dalam waktu 2,5 bulan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tim peneliti vaksin Nusantara di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta menargetkan proses penelitian vaksin virus corona (Covid-19) berbasis sel dendritik rampung setidaknya dalam 2,5 bulan ke depan.

Peneliti utama vaksin Nusantara Kolonel Jonny menyatakan saat ini pihaknya tengah melanjutkan proses pengambilan sampel darah terhadap 180 relawan yang berasal dari berbagai kota di Indonesia.

"Untuk penelitian yang sekarang ini kurang lebih sekitar 2,5 bulan. Selesai penelitian kami akan audit sesuai dengan Good Clinical Practice (GCP) atau tidak. Kemudian kami akan lengkapi semua, pelaporan dan evaluasi," kata Jonny saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (20/4).

Dengan proses penelitian itu, Jonny menyebut untuk selanjutnya tidak ada uji klinis tahap III. Namun, apabila penelitian akan dilanjutkan, maka pihaknya akan membuat desain penelitian anyar.

Di sisi lain, Jonny menyatakan peneliti belum menargetkan soal izin edar dan komersialisasi vaksin Nusantara. Peneliti di RSPAD, kata dia, saat ini masih fokus pada penelitian sel dendritik sebagai salah satu upaya pembuatan vaksin covid-19 di Indonesia.

"Saya kira masih terlalu jauh ya untuk bicara apabila vaksin jadi dan diedarkan dan lain sebagainya, kami masih meneliti vaksin dendritik ini bagus atau tidak," kata dia.

Lebih lanjut, Jonny juga mengatakan hingga saat ini proses penelitian tetap berjalan normal. Ia mengklaim animo relawan vaksin besutan eks Menkes Letjen TNi (Purn) Terawan A Putranto tersebut cukup besar, sehingga pihaknya resmi menutup proses pendaftaran relawan vaksin Nusantara.

Ia menjelaskan bahwa saat ini tim peneliti di RSPAD berjumlah tiga orang. Nantinya, sampel relawan yang telah diambil akan diteliti, dipaparkan dengan komponen pembuatan vaksin Nusantara, untuk selanjutnya diinkubasi dan akan disuntikkan kembali ke tubuh relawan pasca proses 8 hari.

"Yang mendaftar sudah full, sudah tidak bisa menerima relawan lagi. Banyak sekali yang mengantre, bahkan dari luar kota banyak," klaimnya.

Nasib vaksin Nusantara sendiri telah ditentukan melalui nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Kementerian Kesehatan, BPOM, dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) pada Senin (19/4).

Vaksin Nusantara disepakati hanya dilakukan guna kepentingan penelitian dan pelayanan. Artinya, proses vaksin Nusantara ini bukan uji klinis vaksin untuk dimintakan izin edar oleh BPOM.

MoU itu sekaligus mempertegas status proses pengambilan sampel di RSPAD yang terjadi selama sepekan belakang. Sementara di saat yang sama, BPOM diketahui belum mengeluarkan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) uji klinis fase II vaksin berbasis sel dendritik itu.

BPOM sebelumnya urung menerbitkan PPUK vaksin Nusantara lantaran beberapa temuan saat inspeksi seperti komponen yang digunakan dalam penelitian tidak sesuai pharmaceutical grade, sebagian besar impor, hingga antigen virus yang digunakan bukan berasal dari virus corona di Indonesia sehingga tidak sesuai dengan klaim vaksin karya anak bangsa.

(khr/pris)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK