Rizieq Tolak Buka Hasil Swab karena Takut 'Digoreng' Buzzer

CNN Indonesia
Rabu, 21 Apr 2021 16:37 WIB
Rizieq mengaku membuat pernyataan menolak membuka hasil swab PCR corona saat dirawat di RS Ummi Bogor karena khawatir dipolitisasi dan jadi bahan teror buzzer.
Mantan pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab. (Foto: AP/Achmad Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Eks pentolan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab mengaku telah membuat surat pernyataan untuk menolak mempublikasikan hasil tes swab PCR deteksi Covid-19 saat dirawat di RS UMMI Bogor pada medio akhir November 2020 lalu.

Ia beralasan menjaga informasi mengenai hasil tes swab PCR tersebut lantaran takut dipolitisasi dan dijadikan bahan teror oleh kelompok pendengung atau buzzer di media sosial. Pernyataan ini disampaikan Rizieq selaku terdakwa dalam kasus dugaan pemalsuan tes swab virus corona RS Ummi Bogor di persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

"Karena saya tidak mau data-data saya dipolitisir oleh siapapun. Sebetulnya kalau pihak luar datang baik-baik, nanya baik-baik, saya berikan. Tapi kalau kemudian diteror dengan buzzer, buzzer dikerahkan, itu dikatakan Habib Rizieq sudah mampus, sudah kronis, sudah kritis, sudah koma, Habib Rizieq ini tinggal nunggu matinya, ini apa?" ungkap Rizieq di PN Jaktim, Rabu (21/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rizieq menegaskan surat pernyataan tersebut tidak butuh pembuktian saksi lagi karena dirinya sudah mengakui. Ia pun mengaku telah melarang dokter dan tim medis RS Ummi untuk mempublikasikan ke pihak manapun.

Rizieq menegaskan siapapun untuk tidak membukanya kecuali atas seizinnya. Sebab, keputusan tersebut diklaim sudah sesuai dengan Undang-undang Kesehatan dan UU Kedokteran.

"Jadi tidak boleh ada yang membuka hasil pemeriksaan saya kecuali dengan izin, izin saya. Kalau izin saya silakan untuk dibuka," kata dia.

Selain itu, Rizieq juga meminta maaf kepada pihak RS Ummi Bogor karena dirinya memaksa untuk pulang ke rumah meski belum menuntaskan pengobatan.

Ia mengungkapkan telah menerima banyak tekanan-tekanan selama dirawat di RS Ummi. Salah satunya usai para dokter RS Ummi dilaporkan ke pihak kepolisian.

"Tekanan yang paling berat, tanggal 28 November jam 02.00 WIB pagi dini hari, Rumah Sakit Ummi dan dokternya dilaporkan ke polisi, saya menjadi beban. Kok gara-gara saya dirawat di sini dokternya dilaporkan, perawatnya dipaksa jadi saksi," kata Rizieq.

Rizieq menegaskan bahwa dirinya tak pernah memiliki niat untuk melanggar peraturan selama berobat di RS Ummi. Ia menjelaskan hanya ingin berobat dan ingin sehat dengan menjalani perawatan medis di RS Ummi.

"Saya mau baik, mau sembuh, tapi ternyata kok dokter-dokter yang begitu baik kok dilaporkan ke polisi semua. Karena saya beban, saya tidak mau bikin susah Rumah Sakit Ummi, saya enggak mau bikin susah ibu dokter dan lainnya, terpaksa saya pulang," ucap Rizieq.

Usai kepulangannya dari Arab Saudi pada pertengahan November 2020 lalu, Rizieq Shihab menghadiri pelbagai kegiatan yang mengundang kerumunan di tengah pandemi Covid-19. Rentetan peristiwa itu membawanya ke sejumlah perkara hukum, salah satunya kasus dugaan pemalsuan hasil tes swab PCR Covid-19 di RS Ummi Bogor.

Infografis Rizieq Pulang Memicu KerumunanInfografis Rizieq Pulang Memicu Kerumunan. (CNNIndonesia/Basith Subastian)

(rzr/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER