Surabaya, CNN Indonesia --
Salat gaib dan tahlil bersama bagi awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang karam di perairan Bali terus mengalir. Salah satunya untuk kru diesel kapal selam tersebut, Serda Mes Guntur Ari Prasetya.
Doa bersama dan salat gaib itu digelar di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Senin (26/4). Kampus ini adalah tempat istri Serda Guntur yakni Berda Asmara selama ini mengabdikan diri.
Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, salat gaib dan doa bersama diikuti oleh warga dan puluhan civitas Unusa yang terdiri dari rektorat, dosen dan staf. Berda pun terlihat hadir pula di sana.Sepanjang doa bersama, Berda yang mengenakan jilbab hitam terlihat tertunduk, matanya tampak menahan air mata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rektor Unusa Achma Jazidie, mengatakan pihaknya turut berduka akibat musibah tenggelamnya KRI Nanggala-402 tersebut.
"Unusa menyelenggarakan salat gaib dan tahlil bersama karena diantara awak kapal selam ini ada seorang Serda Guntur Guntur Ari Prasetya, suami dari Bu Berda dosen Fakultas Pendidikan Guru PAUD Unusa," kata Achmad.
"Dengan rahmat Allah para almarhum mendapatkan surga, keluarga yang ditinggalkan khususnya keluarga Bu Berda senantiasa diberikan kekuatan, kesabaran, ketabahan untuk menjalani hidup selanjutnya," ucapnya.
Tak hanya itu Unusa, juga akan memberikan beasiswa kepada anak Serda Guntur yang kini berusia 8 tahun, hingga jenjang pendidikannya tuntas.
"Insyaallah kami akan memberikan beasiswa kepada putri almarhum yang sekarang kelas 2 untuk menempuh pendidikan," ujar dia.
Sementara itu di tempat lain, kediaman Komandan KRI Nanggala-402, Letkol Laut (P) Heri Oktavian terlihat dijaga ketat personel TNI. Heri merupakan satu dari 53 awak kapal selam itu yang dinyatakan gugur karena tenggelam di perairan Bali.
Pantau CNNIndonesia.com di lokasi, rumah Heri nampak dikunjungi sejumlah keluarganya. Sementara itu, dua orang anggota TNI berjaga di pintu gerbang.
Nampak pula, sejumlah karangan bunga berjajar di depan rumah, di antaranya dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, Wakil Wali Kota Surabaya Armuji, dan sejumlah tokoh lainnya.
"Keluarga mau istirahat, beliau kelelahan karena menerima tamu terus sejak semalam," kata salah seorang personel TNI yang berjaga meminta wartawan tak mengganggu kerabat mendiang Heri tersebut, Senin (26/4).
Ketua RW setempat, Anggoro Wicaksono, menyatakan di lingkungan tersebut Heri dipercaya menjadi Ketua RT. Anggoro menyebut Heri Oktavian baru tinggal di komplek perumahan TNI AL itu, sekitar 5 tahun terakhir bersama istri dan anak-anaknya.
"Tinggal di rumah itu sudah 5 tahunan. Sama istri dan anak-anaknya," kata Anggoro.
Anggoro mengaku komunikasi terakhir dirinya dengan Heri adalah pada 20 April lalu ketika akan berkoordinasi kegiatan vaksinasi melalui whatsapp. Tapi, sambungnya, tak ada balasan sehingga sehari kemudian Anggoro kembali mengirim hal yang sama kepada Heri.
Sosok yang dituju pesan pun tak kunjung membalas, sampai akhirnya, Anggoro memperoleh kabar KRI Nanggala-402 yang dipimpin Heri Oktavian hilang kontak di kawasan Perairan Bali.
"Beliau sangat loyal pada warga. Sangat peduli, apabila ada keluarga yang sakit beliau selalu menyempatkan menjenguk," kata Dhofin salah satu tetangga Heri.
 Bagian kapal KRI Nanggala 402 hasil citra Remotely Operated Vehicle (ROV) MV Swift Rescue ditunjukkan saat konferensi pers di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Minggu (25/4/2021). (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf) |
Di lingkungannya, Heri juga dikenal sebagai sosok yang kaya akan inisiatif, utamanya saat pandemi Covid-19. Sebagai ketua RT Heri sempat membuat program ketahanan pangan dengan memanfaatkan lahan kosong di dekat rumahnya.
Program ketahanan pangan yang dimaksud ialah menanam tanaman seperti terong, cabe, singkong dan lainnya agar bisa dinikmati para warga.
"Ini sudah dipanen sama warga dan sudah dirasakan manfaatnya. Ini mulai ditanam awal pandemi lalu," ucapnya.
Dalam keseharian, Heri juga dikenal sebagai pribadi yang ramah dan humble. Heri pun tak pernah segan menyapa warganya terlebih dahulu ketika sedang berpapasan.
"Kalau lewat begitu, beliau selalu buka kaca mobil dan menyapa. Merangkul lah orangnya pada semua warganya," ujar dia.
Sebelumnya, panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan seluruh awak kapal KRI Nanggala-402 yang berjumlah 53 orang dipastikan gugur dalam menjalankan tugasnya.
Dari 53 awak kapal tersebut, nama Letkol Laut (P) Heri Oktavian merupakan salah satu nama prajurit TNI yang ikut gugur dalam kapal selam yang hilang kontak sejak Rabu (21/4) pagi tersebut.
Heri menjabat sebagai komandan KRI Nanggala sejak 2020. Sebelum gugur, Surat Perintah Nomor Sprin/150/IV/2021 memerintahkan agar Heri Oktavian bersama 52 awak lainnya menjalankan tugas dalam rangka latihan penembakan torpedo SUT.