Warga Demo Proyek Bendungan Limbah Tambang Raksasa di Sumut

CNN Indonesia
Jumat, 30 Apr 2021 16:01 WIB
Warga Dairi, Sumatera Utara, menggelar demo menolak proyek tambang bijih besi sekaligus pembangunan bendungan limbah tambang raksasa di wilayah Sopokomil.
Foto ilustrasi. (Martabe)

Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Merah Johansyah menyoroti ancaman bendungan limbah tambang raksasa terhadap keselamatan masyarakat sekitar.

"Yang paling menakutkan, horornya adalah akan ada rencana pembangunan bendungan limbah raksasa di atas kawasan itu untuk menampung tailing limbah dari pertambangan bijih besi ini," tuturnya dalam acara yang disiarkan Youtube Jatam Nasional, Selasa (27/4).

Merah khawatir proyek ini pada akhirnya akan berujung seperti kasus runtuhnya bendungan limbah vale di Brazil pada 2019 lalu. Pembangunan bendungan tersebut tidak memenuhi standar nasional, sehingga menelan korban hingga 270 jiwa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menilai ancaman yang sama bisa saja terjadi pada bendungan yang akan dibangun di Dairi. Pasalnya, hingga saat ini perusahaan pertambangan belum memiliki teknologi untuk mengelola limbah tailing.

Sementara limbah belum bisa dikelola, sambung dia, maka limbah akan terus ditumpuk di dalam bendungan. Apabila jumlah limbah melewati batas kapasitas bendungan, sementara bendungan dibangun tidak dengan standar yang baik, kejadian serupa bisa terjadi.

"Kalau ini (bendungan) jebol, dan ini buatan manusia pasti ada kekurangannya, dan uang perawatan tidak ada lagi yang diberikan (perusahaan) ke negara, negara lah yang menanggung," kata dia.

Merah mengungkap pertambangan bijih besi di Dairi dikelola oleh PT Dairi Prima Mineral (DPM). Sebanyak 17 persen saham perusahaan tersebut dipegang PT Bumi Resource Mineral (BRM) yang dimiliki Bakrie Group.

Sementara mayoritas saham PT DPM atau 51 persen di antaranya dipegang oleh perusahaan tambang asal China, China Non Ferrous Metals Mining Group Co.

Dari penelusuran Jatam dan koalisi masyarakat lainnya, perusahaan ini disebut akan menyuplai bijih seng ke China dan menjualnya ke Shanghai Future Exchange dan London Metals Exchange.

Perusahaan ini juga disebut sebagai pemasok utama bijih seng untuk Wanxiang Group China, perusahaan yang menyuplai bahan baku suku cadang berbagai merk otomotif ternama, seperti Mazda, Suzuki, Toyota, hingga Volkswagen.

CNNIndonesia.com telah berupaya mengonfirmasi PT Dairi Prima Mineral terkait informasi yang disebut di atas melalui email, namun email PT DPM disebut bermasalah.

Konfirmasi juga diupayakan melalui nomor telepon kantor PT DPM yang tertera di situs resminya, namun sambungan telepon tidak diangkat sebanyak tiga kali.

Upaya konfirmasi kemudian disampaikan kepada PT Bumi Resource Mineral dan China Non Ferrous Metals Mining Group Co melalui email, namun keduanya belum menjawab hingga berita ini ditulis.

(fey/pmg)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER