Jakarta, CNN Indonesia --
Nurhayati (24), penjaga kios pakaian muslimah di Blok B Pasar Tanah Abang, harus mengubah kebiasaannya sejak Jumat pekan lalu. Aktivitasnya di pusat grosir terbesar se-Asia Tenggara itu kini harus dimulai sejam lebih pagi.
Berangkat dari kontrakannya di Kota Bambu, Jakarta Barat, 07.00 pagi, ia bahkan merasa sudah terlambat. "Pembeli dari jam setengah 7 sudah ramai," kata Nur, panggilan akrabnya, saat ditemui CNNIndonesia.com di toko yang ia jaga, Minggu (2/5).
Menurut Nur, Pasar Tanah Abang sudah kedatangan pembeli sejak pukul 06.30 pagi dalam seminggu terakhir. Kebanyakan dari mereka biasanya menghindari kerumunan yang terjadi sejak 09.00 pagi hingga jam 02.00 siang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal pada pekan-pekan sebelumnya, kebanyakan pengunjung baru datang pukul 08.00 pagi. Keramaian pun biasanya hanya terjadi pada hari Sabtu dan Minggu.
"Kalau sekarang tiap hari ramai. Sabtu-Minggu apalagi. Kemarin jam 9 sampai jam 2 siang itu ramai banget sampe enggak bisa jalan di depan sini," ucapnya.
Meski demikian, Nur mengaku tak resah dengan potensi penularan Covid-19 meski pasar sedang ramai-ramainya. Sebab, hampir seluruh pedagang di pasar Tanah Abang sudah divaksin, termasuk dirinya sendiri. Vaksinasi para pedagang dimulai pada pertengahan Februari dengan target 2.000 orang per hari.
"Kami satu toko yang jaga sudah semua (divaksin) empat orang. Tapi tetap pakai masker lah buat protokol (kesehatan)," jelas Nur.
Pantauan CNNIndonesia.com di lapangan, pasar Tanah Abang memang sudah dipadati pengunjung sejak 07.30 pagi. Di Blok B, misalnya, pengunjung sudah memenuhi lorong-lorong meski banyak toko yang baru dibuka.
Namun, pengawasan protokol kesehatan terlihat kendur. Di tiga pintu masuk pasar, tak ada penjaga yang bertugas mengingatkan pengunjung untuk memakai masker. Pengecekan suhu juga dilakukan secara mandiri oleh pengunjung tanpa ada penjaga yang mengawasi.
 Nurhayati (24), penjaga kios pakaian muslimah di Blok B Pasar Tanah Abang. (CNN Indonesia/ Hendra Friana) |
Seorang petugas terlihat mondar-mandir sambil menenteng megafon dan mengimbau pengunjung mematuhi protokol kesehatan, tapi suaranya kalah keras dengan teriakan para pedagang.
Beberapa petugas gabungan dari Pemprov DKI Jakarta juga disiagakan untuk memantau protokol, namun mereka hanya berdiam di satu titik tertentu.
Alhasil, pedagang dan pengunjung tak bermasker juga lepas dari pengawasan. Bahkan beberapa pengunjung yang membawa anak-anak balita tak bermasker tetap leluasa berbelanja.
Pengunjung tak khawatir belanja di Pasar Tanah Abang meski ramai, di halaman selanjutnya...
Fauzi, penjaga toko Al Fauzan di Blok A Tanah Abang, menyampaikan pengunjung yang berjubel adalah pemandangan yang lazim terjadi di Tanah Abang jelang Lebaran.
Soal protokol kesehatan mulai dari jaga jarak hingga memakai masker, menurutnya, kembali pada kesadaran masing-masing pengunjung. "Kalau pedagang Insyaallah aman sudah divaksin," jelasnya.
Yuni, salah satu pengunjung Pasar Tanah Abang asal Tangerang, mengaku tak khawatir dengan penularan Covid-19 melalui kerumunan. Ia berpendapat, selama memakai masker dan dalam keadaan sehat, potensi penularan masih bisa ditekan.
"Kalau saya memang dari rumah sudah antisipasi, berangkat lebih pagi sama pakai masker, sama jangan sampai desak-desakan juga. Kan banyak tokonya," ucap Yuni.
Yuni mengaku lebih memilih berbelanja di Tanah Abang bukan hanya karena harganya murah, melainkan juga karena lebih banyak pilihan dibandingkan mal atau pasar lainya.
"Pusatnya kan memang di sini, jadi tiap tahun rutin mau Lebaran ya ke sini. Kirain tadinya enggak seramai ini juga karena masih jauh Lebarannya," tutur Yuni.
 Menjelang bulan Ramadhan, kawasan Pasar Tanah Abang mulai dipadati pengunjung untuk berbelanja busana. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono) |
Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta mulai memperketat pengawasan penerapan protokol kesehatan di kawasan pasar Tanah Abang dengan menempatkan petugas Satgas Covid-19.
Dirut Perumda Pasar Jaya Arief Nasrudin menjelaskan pihaknya akan mengevaluasi pengawasan, serta mengatur kembali berbagai langkah dalam menertibkan pengunjung di setiap pasar, khususnya Pasar Tanah Abang.
"Kita akan bergerak cepat, dan tidak ada tawar-menawar terkait pelaksanaan protokol kesehatan. Kita tegaskan bahwa tidak ada pelarangan untuk berbelanja di pasar. Kita hanya akan mengatur kembali skema pengawasan, agar tidak terjadinya kerumunan yang berpotensi menciptakan klaster baru di area pasar," ucap Arief dalam keterangan tertulis.
Ia juga menegaskan akan mengatur teknis pengawasan terkait jumlah petugas yang akan ditempatkan di setiap pasar. Hal ini dilakukan supaya tidak ada celah dan peluang terjadinya pelanggar protokol kesehatan, karena DKI Jakarta sedang berjuang menekan angka penyebaran covid-19.
"Kita menegaskan bahwa 'zero tolerance' bagi pedagang dan pengunjung yang melanggar aturan prokes saat memasuki pasar. Ini tidak hanya di Tanah Abang, tapi di seluruh pasar akan kita tindak bagi yang melanggar," pungkas Arief.