Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan juga kepala daerah di seluruh Indonesia membatasi kapasitas pengunjung pasar sesuai kajian epidemiologis.
Hal tersebut Dicky sampaikan usai pengunjung Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat membludak di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Dicky menjelaskan pengunjung pasar tak hanya diukur dengan pembatasan 50 persen. Menurutnya, pembatasan pengunjung harus disesuaikan ukuran ruangan. Secara epidemiologis, batasnya yakni 4 meter persegi untuk satu orang pengunjung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau 1.000 meter persegi ya berarti untuk 250 orang pengunjung. Karena sebenarnya mau buka tutup, dibatasi jam operasional, kuncinya bukan itu. Kuncinya pembatasan kapasitas dan memastikan tempat itu memiliki ventilasi dan sirkulasi yang baik," kata Dicky saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (3/5).
Dicky meminta pengawasan terhadap pengunjung pasar menjadi perhatian khusus. Menurutnya, klaster pasar merupakan tempat sebaran virus corona paling masif terjadi di beberapa negara, salah satunya seperti India.
Menurutnya, upaya relaksasi pemerintah tak tepat diterapkan di kondisi sekarang, seiring dengan tingkat kepatuhan protokol masyarakat yang merosot.
Apabila Indonesia tak segera melakukan pengetatan, kata Dicky, tak mustahil kondisi Indonesia bisa seperti India yang dihantam gelombang lanjutan penularan Covid-19.
"Pandemi ini kasus pertama diawali dari klaster pasar di Wuhan China itu. Kemudian ini Tanah Abang kasus yang muncul saja ya karena di ibu kota. Saya percaya, pasar lain di Indonesia pun sama (membludak)," ujarnya.
Tak hanya itu, Dicky mendorong pemerintah untuk aktif memfasilitasi belanja secara daring alias online. Ia meminta pemerintah membuat sistem perbelanjaan daring terpusat.
Selain itu, Dicky juga menyarankan agar Pemprov DKI dapat meniru salah satu kebijakan yang pernah dilakukan Jepang, yakni membatasi pengunjung pasar dari kalangan wanita.
Menurutnya, kebijakan itu muncul lantaran wanita menurut hasil survei memiliki waktu belanja yang relatif lama dibanding laki-laki.
"Ini pernah diterapkan di Jepang. Jadi karena secara riset wanita itu lebih lama kalau belanja, Jadi pengunjung laki-laki saja yang boleh masuk, sehingga pengunjung tidak lama di satu lokasi," katanya.
Pasar Tanah Abang menjadi sorotan usai pengunjung yang membludak tanpa jaga jarak di tengah pandemi Covid-19. Kondisi ini langsung mendapat perhatian serius dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Anies mengatakan terjadi lonjakan jumlah pengunjung di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat hingga 100 ribu orang per Minggu (2/5).
Pengawasan penerapan protokol kesehatan Covid-19 di Pasar Tanah Abang dilakukan dengan mengerahkan sekitar 2.500 personel terdiri atas unsur kepolisian, TNI dan Satpol PP.
Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu bakal menerapkan sistem buka-tutup di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat mulai hari ini, Senin (3/5) untuk mencegah kerumunan pengunjung.
Tak hanya itu, Pemprov DKI telah berkoordinasi dengan PT Kereta Commuter Indonesia terkait penyesuaian jadwal operasional kereta commuter line (KRL) di Stasiun Tanah Abang.
Mulai hari ini, KRL tak berhenti di Stasiun Tanah Abang pukul 15.00-17.00 WIB. Langkah ini ditempuh demi mencegah kerumunan pengguna KRL saat jam tutup Pasar Tanah Abang.
Lihat juga:Babak Baru Pemerintah Lawan KKB di Papua |
Pemprov DKI memang tak menutup operasional pasar selama penerapan PPKM Mikro berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 478 Tahun 2021 dan Instruksi Gubernur Nomor 22 Tahun 2021.
(khr/fra)