BEM SI Minta Kemendikbud Advokasi Mahasiswa Korban Represi

CNN Indonesia
Senin, 03 Mei 2021 16:24 WIB
BEM SI meminta Kemendikbud-Ristek membentuk kanal advokasi untuk menangani pelbagai tindakan respresif yang menimpa mahasiswa selama menggelar aksi.
Petugas kepolisian menangkap dan membubarkan mahasiswa yang ikut serta dalam aksi hari buruh di Jakarta, Sabtu, 1 Mei 2021. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) ikut turun tangan mengatasi aksi represif terhadap mahasiswa.

Pernyataan itu disampaikan BEM SI saat menggelar audiensi dengan Kemendikbud pada Kamis (29/4) pekan lalu. Dalam audiensi itu, BEM SI meminta Kemendikbud-Ristek membentuk kanal advokasi guna menangani aksi-aksi represif yang diterima mahasiswa.

"Membentuk kanal advokasi satu arah yang dapat mengakomodir penyelesaian kasus yang berkaitan dengan mahasiswa Indonesia sehingga menghindari tindak represif dari pihak lain," ujar Koordinator Pusat BEM SI, Nofrian Fadil Akbar dalam keterangannya kepada CNNIndonesia.com, Senin (3/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Akbar juga meminta Kemendikbud membentuk aturan hukum kepada perguruan tinggi guna melindungi mimbar bebas akademik mahasiswa. Menurut dia, Kemendikbud juga perlu segera mengevaluasi aksi-aksi represif tersebut dan menjamin agar tak kembali terulang.

Nofrian mengatakan, BEM SI juga menyarankan Kemendikbud untuk mulai membatasi dan memonitoring secara berkala kebijakan kampus yang mengarah pada komersialisasi serta liberalisasi pendidikan. Ia ingin agar pendidikan dirasakan seluruh warga Indonesia sesuai amanat UUD 1945.

"Melakukan pembatasan dan monitoring berkala terhadap kebijakan kampus yang mengarah pada komersialisasi dan liberalisasi pendidikan. [Kemendikbud] berpihak dan mengusahakan hak pendidikan untuk seluruh warga negara sesuai amanat UUD 1945," katanya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Nizam membenarkan pertemuan tersebut. Ia yang hadir dalam pertemuan, mengaku akan mempertimbangkan setiap masukan dan laporan dari kampus.

Menurut Nizam, sejumlah rekomendasi yang diutarakan mahasiswa BEM SI sebagian besar telah ditindaklanjuti dan diselesaikan. Dia menilai kampus adalah tempat lahirnya para intelektual muda, dan oleh karena itu kampus juga harus selalu berpikir kritis akan tetapi juga solutif.

"Betul pekan lalu saya silaturahmi dan bukber adik-adik BEM SI. Diskusi sersan, serius tapi santai tentang berbagai issue pendidikan dan pendidikan tinggi," ujar Nizam kepada CNNIndonesia.com, Senin (3/5).

"Saya juga tekankan, kampus adalah tempat melahirkan intelektual muda. Sehingga harus selalu berpikir kritis tapi solutif. Menyampaikan kritik, pemikiran, dan solusi perbaikan dengan santun," imbuh dia lagi.

Sebelumnya dalam pelbagai demonstrasi, mahasiswa kerap menerima tekanan dari pelbagai unsur baik dari aparat maupun pihak lain. Terbaru adalah aksi peringatan Hari Buruh pada 1 Mei lalu, sejumlah mahasiswa dilaporkan mengalami kekerasan dan bahkan sempat ditangkap.

(thr/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER