Tes GeNose Stasiun Justru Melonjak saat Masa Pengetatan Mudik
Pelayanan tes GeNose C19 di stasiun melonjak selama periode pengetatan mudik. Tes dilakukan untuk mendeteksi infeksi virus corona (Covid-19) dan menjadi salah satu syarat perjalanan antar-daerah.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatat pelayanan GeNose C19 justru naik sebesar enam persen menjelang pelarangan mudik yang diberlakukan pada 6-17 Mei. Data dari 22 April hingga 2 Mei menurut Manajer Humas PT KAI Joni Martinus menunjukkan bahwa KAI melayani rata-rata 14.981 peserta GeNose C19 per harinya.
"22 April-2 Mei KAI melayani rata-rata 14.981 peserta GeNose C19 per hari, meningkat 6 persen dibanding periode 1-21 April dimana KAI rata-rata melayani 14.097 peserta GeNose C19 per hari," ucap Joni kepada CNNIndonesia.com, Senin (3/5).
Joni pun merinci, khusus di Stasiun Pasar Senen pada periode 22 April-2 Mei, KAI melayani rata-rata 2.494 peserta GeNose C19 per hari. Angka tersebut meningkat 12 persen dibanding periode 1- 21 April. Pada rentang itu, rata-rata KAI melayani 2.221 peserta GeNose C19 per hari.
Joni berkata 75 persen pengguna KAI lebih memilih menjalani tes GeNose C19 daripada tes Antigen. "Perbandingannya sekitar 75 persen genose, 25 persen antigen," kata dia.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, pada Senin (3/5) pukul 08.36 pagi, antrean GeNose di Stasiun Pasar Senen sudah mencapai 930 orang.
Sedangkan pada waktu yang sama, tidak terlihat antrean pada pos pelayanan tes antigen. Pemudik bisa langsung menjalani swab antigen tanpa mengantre.
Kepala Humas Daerah Operasi Kereta Api Indonesia I Jakarta, Eva Chairunnisa menduga salah satu alasan pengguna KAI lebih banyak memilih GeNose C19 ketimbang antigen adalah karena harganya lebih murah.
"Kalau GeNose Rp30 ribu, kalau Antigen Rp85 ribu," ucap Eva kepada CNNIndonesia.com, Senin (3/5).
Karena itu dia pun mengimbau para calon pemudik untuk datang paling tidak tiga jam lebih awal sebelum jadwal pemberangkatan kereta untuk menghindari potensi penumpukan. Selain itu, kata Eva, pengguna KAI bisa juga melakukan pemeriksaan Covid-19 di luar stasiun.
"Enggak harus di sini," kata dia.
Salah satu pemudik, Sinta mengaku memilih tes GeNose lantaran murah. Tapi ia was-was karena berdasarkan cerita seorang kawan, deteksi ini disebut kurang akurat.
"Temen tes GeNose terus positif, tes lagi PCR ternyata negatif. Mumpung murah, enggak apa-apa GeNose, tapinya kalau positif saya cek lagi," ucap Sinta.
Pemerintah memberlakukan pengetatan mudik selama dua pekan sebelum dan sepekan setelah larangan mudik pada 6-17 Mei 2021. Itu artinya, masa pengetatan pra-larangan mudik berlangsung sejak 22 April lalu hingga 5 Mei mendatang. Adapun pengetatan setelah larangan mudik berlaku sejak 18-24 Mei 2021.
Selama periode pengetatan mudik, warga masih diperbolehkan mudik asalkan memenuhi syarat perjalanan dengan melampirkan hasil negatif tes pemeriksaan Covid-19 baik dengan metode PCR, Antigen maupun GeNose dengan masa berlaku 1x24 jam.