Pengusaha Sembako Kena Tipu Puluhan Juta

CNN Indonesia
Minggu, 09 Mei 2021 03:00 WIB
Pengusaha grosir toko sembako Elisabeth Tri Hapsari melaporkan kasus penipuan yang dialaminya ke kepolisian.
Ilustrasi penipuan. (Istockphoto/skynesher).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengusaha grosir toko sembako Elisabeth Tri Hapsari melaporkan kasus penipuan yang dialaminya ke kepolisian. Kerugian atas kasus penipuannya diklaim telah mencapai puluhan juta rupiah.

Elisabeth mengatakan kasus penipuan yang dialaminya itu terjadi pada Maret 2021 saat ada orang mengaku sebagai tetangganya di tempat usahanya Citra Indah, Jonggol, Bogor. Orang tersebut melakukan pemesanan daging hingga sembako dalam jumlah besar.

Menurut Elisabeth mereka memesan banyak kebutuhan pokok itu untuk kebutuhan selama Ramadan untuk dibagi-bagi kepada karyawan di pabrik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi tidak jauh dari toko saya ada rumah kosong, terus ada yang sewa. Nah, penyewa ini yang melakukan penipuan, mereka ada tiga orang, dan datang ke tempat saya memesan barang dari daging sampai sembako," kata dia saat dihubungi, Sabtu (8/5).

Ia mengatakan tiga orang itu merupakan Sri Rohati dan pasangan suami istri, yakni Heriansyah dan Narti.

Mulanya, Elisabeth bercerita pada 18 Maret 2021, ia mendapat telepon dari Sri Rohati dan menyampaikan niat bakal memesan sembako.

Lalu keesokan harinya Sri memesan berbagai jenis barang kepada Elisabeth mulai dari minyak goreng 15 dus, gula pasir 5 dus, nugget 40 pet, dan bakso 3 bal. Sri kemudian melakukan pembayaran dengan bukti setoran kliring dari Bank BCA sebesar Rp36,2 juta.

Kliring merupakan suatu bentuk penyelesaian pembukuan dan transaksi dengan cara memindahkan saldo kepada pihak lain. Pencairan metode ini biasanya membutuhkan waktu dua sampai tiga hari masa kerja.

"Saya pertama kaget kok kliringnya besar sekali, padahal kalau Rp36 juta itu kan sudah sama pesanan daging. Sementara dagingnya kan belum ada," kata dia.

"Terus saya mau balikin, katanya tidak apa-apa. Nanti katanya dia bilang pengen jadi langganan dan mau pesan lagi, lagi pula dia ngebaik-baikinnya karena tetangga, jadi gampang," sambungnya kemudian.

Ia mengaku sempat curiga dengan hal itu. Namun setelah melihat aktivitas di rumah Sri yang antre bongkar muat barang, kecurigaannya pupus.

"Terus saya lihat di rumahnya itu banyak banget loading barang. Jadi ya udah oh mungkin bener," ungkap dia.

Tidak berselang lama setelah pesanan pertama, Sri melakukan pemesanan kembali. Kali ini Sri memesan daging 200 kg, beras 1 ton, telur 25 peti, minyak goreng 10 dus, nugget 60 pet, dan berbagai jenis sembako lain. Barang itu kemudian dikirim pada 20 Maret.

Kali ini Sri melakukan pembayaran dalam bentuk cek Bank Mandiri Syariah dengan jumlah Rp62 juta.

"Loh pas bayar sama juga ini kok lebih. Hitungan Rp62 juta itu seharusnya total pesanan pertama dan kedua. Tapi ini kenapa lebih terus. Pas mau dibalikin jawabannya gitu, ngebaikin. Tapi saya bilang ke dia kalau saya akan balikan sisanya," katanya.

Lalu pada 22 Maret ia mencoba mencairkan cek, namun ternyata nihil. Sedangkan ketika rumah Sri dicek, ternyata sudah kosong.

"Saya minta pegawai cek rumahnya, itu sudah kosong semua termasuk barang-barangnya. Saya telepon nomornya tidak aktif. Saya coba telepon anaknya si Narti, diangkat, tapi habis itu tidak ada jawaban lagi ke saya. Ya sudah saya buat laporan ke polisi," kata dia.

Ia lantas membuat laporan ke Polres Jonggol dengan nomor: LP/B/77/III/2021/JBR/Res Bgr/Sek Jonggol atas dugaan Tindak Pidana Penipuan dan Penggelapan (Pasal 378 dan 372 KUH Pidana).

Ia melanjutkan sejak Sri kabur, banyak orang yang datang ke rumah sewaannya itu dan mengaku sebagai korban. Kata dia sedikitnya ada 10 orang yang mengaku sebagai korban penipuan Sri, Narti, dan Heriansyah.

Korbannya juga dikatakan berasal dari kalangan pengusaha mulai dari sembako, kasur, sampai pintu.

"Ada kali 10 orang yang kena juga, jadi selain sembako ada juga yang dia beli kasur dalam jumlah banyak bilangnya pengusaha apartemen, terus mesen pintu apalah, ngakunya dia pengusaha properti. Jadi kalau dihitung bisa sampai Rp500 juta kali," kata dia.

Ia berharap agar polisi bertindak cepat agar kasus penipuan yang menimpanya dan korban lain diusut tuntas.

(ryh/age)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER