Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan petugas gabungan telah mengetes 6.000 pemudik dan wisatawan secara acak. Hasilnya, 50 pemudik dan tiga wisatawan terkonfirmasi positif Covid-19.
"Kita menemukan dari pengetesan wisatawan ada tiga yang positif Covid-19. Kalau dari pemudik, ada 50 positif Covid-19 dan sudah ditindaklanjuti. Ini menunjukkan kekhawatiran itu nyata adanya," katanya di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (17/5).
Emil, sapaan Ridwan Kamil melaporkan, selama pelarangan mudik lebaran, petugas gabungan juga telah memeriksa 492.821 kendaraan di 158 titik penyekatan. Dari jumlah tersebut, sekitar 220.000 kendaraan diputar balik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain memutar balik kendaraan, sebanyak 1.708 pemudik yang lolos penyekatan di Jawa Barat menjalani isolasi mandiri selama lima hari di tempat tujuan mudik.
Pemerintah desa dan kelurahan, katanya, mengawasi secara langsung dan memastikan pemudik yang lolos benar-benar menjalani isolasi mandiri.
Adapun selama peniadaan mudik berlangsung di 5.899 desa dan kelurahan di Jabar, terdapat posko mudik tingkat desa sebanyak 13.523 dan di tingkat kelurahan sebanyak 2.789 posko. Untuk ruang karantina, sebanyak 4.229 unit ruang karantina terdapat di desa dan 619 unit di kelurahan.
"Semoga dengan kombinasi ini membuat pengendalian di Jabar yang sudah baik bisa terjaga," ujar Emil.
Selain melakukan pengetesan di 17 titik, lanjut dia, Ketua RT/RW didorong mendata warganya yang mudik untuk melakukan tes Covid-19, baik rapid test antigen maupun PCR.
Emil mengatakan, pengetesan Covid-19, akan diutamakan bagi pemudik yang berasal dari kawasan Bodebek (Bogor-Depok-Bekasi) dan Bandung raya. Dua kawasan tersebut menjadi sumber pemudik. Sedangkan kapasitas pengetesan di 17 titik mencapai 200 tes per hari.
"Ada 17 titik yang sudah disiapkan masing-masing titik 200 pengetesan jadi per hari sekitar 3.500-an pengetesan rapid test antigen," ucapnya.
Terkait kasus wisatawan, pihaknya sudah menutup sejumlah objek wisata yang membludak di masa libur lebaran. Misalnya, Pantai Pangandaran dan batu Karas.
Menurut Emil, prosedur penutupan destinasi wisata itu sudah direncanakan saat terjadi lonjakan kunjungan wisatawan.
"Prosedur penutupan itu bagian dari sistem yang kita lakukan manakala tempat-tempat pariwisata itu melonjak dan kurang terkendali. Tapi saya perlu sampaikan, mayoritas destinasi wisata di Jabar taat pada prokes," katanya, Minggu (16/5).
Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman menyebutkan selama masa musim mudik Lebaran hanya empat orang pemudik yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Sebuah pencapaian yang luar biasa di Sulsel, selama Ramadan hingga selesainya Idul Fitri hanya terdapat 4 kasus yang positif. Menurut data tingkat kesembuhan Covid di Sulsel sangat tinggi," kata dia, saat memberikan pengarahan seluruh kepala daerah, Senin (17/5).
Salah satu cara mencegah terjadinya penyebaran Covid-19 di Makassar kata Andi Sudirman dibentuknya Tim Satgas Pengurai Kerumunan (Raika).
"Seperti di Makassar Satgas Raika bersama TNI Polri terus melakukan patroli dan telah terbukti mencegah adanya kerumuman warga di tempat-tempat keramaian," jelasnya.
(hyg/mir/arh)