Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) bersama Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah mengkaji segmentasi usia penerima vaksin virus corona (Covid-19) AstraZeneca di Indonesia.
Kajian itu belum rampung lantaran butuh banyak data KIPI yang dialami penerima vaksin AstraZeneca di tanah air menyusul laporan berbagai negara tentang kejadian pembekuan darah pasca vaksinasi yang mayoritas dialami usia non-lansia.
"Jadi untuk segmentasi kemungkinan rekomendasi umur tertentu sudah ada opsinya. Namun kita mengambil keputusan harus hati-hati, tidak bisa ditelan bulat-bulat," kata Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (20/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hindra menyebut, saat ini pihaknya terus melakukan kajian analisis terhadap berita internasional, jurnal, serta masukan dan laporan dari masyarakat terkait penggunaan vaksin asal perusahaan farmasi Inggris ini.
Namun demikian, menurutnya Badan Kesehatan Dunia (WHO) sejauh ini masih merekomendasikan penggunaan vaksin AstraZeneca lantaran manfaat vaksin tersebut lebih besar daripada risikonya.
BPOM sebelumnya juga menjelaskan, sesuai kajian yang dirilis oleh Otoritas Obat Eropa (EMA) pada tanggal 7 April lalu kejadian pembekuan darah setelah pemberian vaksin AstraZeneca termasuk kategori sangat jarang (< 1/10.000 kasus).
"Nanti keputusan diambil yang terbaik, dan juga setiap keputusan memiliki risiko kan. Maka akan diambil keputusan dengan risiko terendah. Tapi sudah dipikirkan itu, segmentasi usia sudah dibicarakan, sudah didiskusikan tapi belum diambil keputusan," pungkas Hindra.
Sebelumnya, dua warga DKI Jakarta yang merupakan seorang pemuda berusia 22 tahun, Trio Fauqi Virdaus, dan seorang warga lansia meninggal dunia usai menerima suntikan dosis vaksin AstraZeneca.
Kendati masih belum terbukti kematian tersebut disebabkan pemberian vaksin. Namun pemerintah memutuskan distribusi dan penggunaan 448.480 dosis vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 yang digunakan untuk dua warga tersebut sementara tidak digunakan.
(khr/psp)