Dampak kerusakan juga merembet hingga ke Kabupaten Malang, Jawa Timur. Laporan sementara yang diterima BPBD setempat mencatat sedikitnya 30 rumah warga rusak.
"Data sementara, ada 30 rumah yang mengalami kerusakan," kata Pelaksana Tugas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono dikutip dari Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sadono merinci, gempa menyebabkan kerusakan rumah warga di Kecamatan Ampelgading, Kecamatan Dampit, Kecamatan Donomulyo, Kecamatan Gondanglegi, Kecamatan Kalipare, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, dan Kecamatan Tirtoyudo.
"Untuk [data jumlah rumah dengan] kategori rusak ringan, sedang, atau berat masih belum bisa disampaikan. Saat ini masih data kerusakan terlapor yang kami terima," kata Sadono lagi.
Sadono menuturkan tim BPBD Kabupaten Malang bersama relawan dan pemangku kepentingan terkait masih mendata kerusakan yang timbul akibat gempa bumi yang berpusat di tenggara Blitar tersebut.
"Pantauan saat ini, memang tidak ada dampak yang luas. Namun, tim di lapangan masih menggali informasi," ucap dia.
Sebelumnya BMKG menyatakan gempa berkekuatan magnitudo 6,2--yang kemudian dimutakhirkan menjadi 5,9-- terjadi pada Jumat (21/5) pukul 19.09 WIB. Getaran gempa terasa di sejumlah daerah termasuk wilayah Malang Raya yang meliputi Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu.
Tak hanya itu, BMKG pun merilis guncangan gempa dirasakan warga hampir di sepanjang pesisir Selatan Jawa Timur dan Jawa Tengah, bahkan sampai Pulau Bali dan Lombok.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono gempa ini bukan merupakan gempa megathrust karena pusatnya ada di kedalaman menengah di bawah, cukup jauh bidang kontak kuncian antar-lempeng.
Kendati begitu ia menggolongkan gempa ini termasuk yang bersifat merusak. Gempa di tenggara Kabupaten Blitar ini merupakan gempa urutan ke-12 dari rentetan gempa merusak di selatan Malang sejak 15 Agustus 1896.
![]() |