Ledakan kasus Virus Corona di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, dipicu oleh klaster keluarga yang mulai muncul usai Lebaran. Varian virusnya sendiri disebut dibawa oleh pekerja migran Indonesia (PMI) yang pulang kampung.
"Di Kabupaten Bangkalan, [kasus] dipicu penularan pada klaster keluarga setelah mereka melakukan mudik Lebaran," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Rabu (9/6).
Merespons temuan itu, ia mengaku telah meminta pemerintah daerah tetangga untuk mengantisipasi ledakan yang terjadi lewat sejumlah langkah taktis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, intensifikasi fungsi posko pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro. Kedua, pencegahan penularan di tingkat keluarga.
Ketiga, pencegahan penularan di komunitas secara aktif dan tegas. Keempat, manajemen karantina terpusat, dan kelima konversi tempat tidur rumah sakit untuk pasien C-19.
"Jajaran pemerintah pusat telah melakukan tindakan cepat dengan melakukan koordinasi dan memberikan bantuan kepada daerah-daerah yang mengalami lonjakan kasus," kata dia.
Terpisah, Rektor Universitas Airlangga (Unair) Mohammad Nasih menyebut mutasi Covid-19 varian B117 strain Inggris dari sampel pasien asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur, yang ditemukan Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, merupakan sampel lama.
WHO diketahui menyebut varian itu sebagai mutasi alpha.
"Kemarin [spesimen terinfeksi Covid-19 mutasi baru] yang menyebar itu adalah 12 Mei, hasil satu bulan yang lalu," kata Nasih, Rabu (9/6).
Ia mengatakan bahwa sampel itu merupakan hasil pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) dari spesimen milik PMI alias TKI yang pulang ke Bangkalan, sebulan yang lalu. Meski demikian, mutasi itu diduga sudah menyebar ke Jatim.
"Tapi bahwa itu sudah menyebar di Jatim, iya. Itu yang di bawa oleh PMI," katanya.
Pernyataan Nasih ini sekaligus mengklarifikasi kabar yang beredar bahwa mutasi itu ditemukan dari sample warga Bangkalan, yang terjaring pada saat masa penyekatan di Suramadu, baru-baru ini.
Soal sampel yang didapat dari penyekatan Suramadu, pihaknya saat ini sudah menerima 40 spesimen dari warga Bangkalan sejak dua hari lalu dan langsung dibawa ke laboratorium ITD Unair.
"Yang di Bangkalan ini masih dalam proses kami periksa dengan sampel yang kami punya. Hasilnya baru diketahui Sabtu atau Minggu," ucap dia.
Proses ini nantinya akan mengungkap apakah virus corona yang menyerang Bangkalan hingga membuat beberapa tenaga kesehatannya gugur merupakan mutasi B117 atau bukan.
Kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan meningkat drastis dalam beberapa hari terakhir. Polda Jawa Timur menyekat Jembatan Suramadu dari arah Surabaya untuk memeriksa warga yang melintas.
![]() |
Sebanyak 25 dari 30 pasien Covid-19 dari Bangkalan yang dirujuk ke Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya, Jawa Timur, diduga mengidap jenis varian baru.
Polda Jawa Timur pun mengerahkan pasukan dari berbagai Satuan Kerja guna meningkatkan kewaspadaan masyarakat di empat kecamatan di Bangkalan yang menjadi zona merah Covid-19, yakni Bangkalan, Arosbaya, Klampis, dan Geger.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Gatot Repli Handoko merinci pasukan itu antara lain, pertama, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) bertugas patroli dan memberikan imbauan kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan di kecamatan Arosbaya.
Kedua, lanjutnya, "Anggota Brimob juga melaksanakan patroli di 4 kecamatan zona merah, mengoptimalkan fungsi PPKM Mikro, serta menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif,".
Ketiga, Satuan Binmas Polda Jatim juga melakukan pembagian 194 paket beras sembako kepada warga kurang mampu, dan imbauan penerapan prokes.
"Kegiatan ini terus kita lakukan, sebagai upaya pencegahan Covid-19 di Bangkalan khususnya di empat kecamatan zona merah," ujar dia.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Pamekasan Fathor Rohman mengklaim Pulau Madura baik-baik saja sambil mengkritik sikap Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang mengeluarkan surat imbauan agar tidak melakukan kegiatan ke Pulau Madura.
Surat tersebut dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan (Dishub), Pemprov Jawa Timur, menyikapi lonjakan Covid-19 di Kabupaten Bangkalan.
"Jadi kami minta kepada pemerintah provinsi untuk tidak semena-mena memberikan imbauan. Ini kesanya Madura seakan-akan jadi sarang Corona. Kami di Madura tidak ada apa-apa. Kalau sampai direspons begini (lewat surat), kami rasa terlalu berlebihan," klaimnya.
(frd/khr/nrs/arh)