Pemerintah Kota Semarang mulai membatasi pasien Covid-19 rujukan dari luar kota seiring naiknya kasus Virus Corona di dalam kota yang diikuti dengan tingkat penggunaan tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) yang tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam menyebut 82 persen dari 1.400 tempat tidur untuk pasien Corona di sejumlah RS di Semarang kini sudah terhuni.
"BOR-nya saat ini sudah hampir 82 persen, dari sekitar 1.400 tempat tidur. ICU juga sama berikut ventilatornya. Tapi karena [alasan] kemanusiaan kita kan tidak bisa menolak, hanya bisa membatasi," ungkap dia, di kantornya, Kamis (10/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi sama juga terjadi pada tempat isolasi di Semarang. Dari pantauan CNNIndonesia.com, tempat isolasi di rumah dinas (rumdin) Wali Kota sudah penuh dan tempat tambahan Asrama Haji Islamic Centre serta Gedung Diklat.
"Isolasi di rumdin sudah penuh, kemarin kita mulai buka lagi di Asrama Haji Islamic Centre dan Gedung Diklat Ketileng hari ini langsung terisi sekitar 30 sampai 40 orang. Dominasinya masih OTG (orang tanpa gejala) dan dari klaster keluarga", jelas Hakam.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menjelaskan pihaknya telah melakukan langkah antisipasi membuka kamar hotel sebagai tempat isolasi tambahan. Langkah darurat pun telah diambil bersama Polri dan TNI berikut para pengusaha hotel di Semarang.
"Kita sudah lakukan langkah kontijensi, hotel sudah kami rencanakan untuk isolasi. Kemarin kita sudah komunikasi dengan PHRI, sudah sepakat semua, kita juga sinergi dengan Polri dan TNI supaya semua berjalan kondusif", kata Hendrar.
Hingga Kamis (10/6), kasus Covid-19 aktif di Semarang tercatat 1.122 orang, dengan 489 kasus di antaranya merupakan pasien rujukan luar kota.
Terpisah, tingkat keterisian tempat tidur di 32 RS khusus pasien Covid-19 Kota Tangerang saat ini telah mencapai angka 52,54 persen.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah di Tangerang Kamis mengatakan BOR yang saat ini terisi adalah 67 dari 116 tempat tidur ICU, sedangkan untuk perawatan sebanyak 655 dari 1.244 total kamar keseluruhan.
"Untuk itu saya berpesan agar masyarakat bisa terus menjaga protokol kesehatan dan jika mengalami gejala segera periksa ke faskes (fasilitas kesehatan) terdekat," kata dia, di Tangerang, Kamis (10/6), dikutip dari Antara.
Sebagai langkah tindak lanjut dari penambahan kasus positif COVID-19 yang terjadi di Kota Tangerang, Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Kesehatan menggencarkan vaksinasi kepada kelompok masyarakat rentan.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Dwi Oktavia mengatakan pihaknya tak terdampak beban anggaran isolasi warga negara indonesia (WNI) yang pulang atau repatriasi dari berbagai negara.
Pernyataan itu disampaikan Dwi untuk merespons kebijakan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Nasional yang menghentikan pembiayaan hotel, penginapan untuk isolasi.
"Kalau WNI repartriasi atau orang yang baru masuk ke Indonesia mereka karantina nya di Wisma Atlet Pademangan," kata Dwi saat dihubungi, Rabu (9/6) malam.
Jika pun ada yang melakukan isolasi di hotel-hotel di DKI, ia menyebut pembiayaannya ditanggung secara pribadi. "Kalau hotel karantina itu kan berbiaya sendiri. Atas keinginan mereka," ucap Dwi.
(dmr/yoa/antara/arh)