Kepala RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan Nunuk Kristiani menyebut banyak kasus Virus Corona yang terjadi di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, berasal dari klaster keluarga dengan kondisi yang sedang hingga berat.
Indikasinya, tak sedikit dijumpai 2-3 orang dalam satu keluarga di Kabupaten Bangkalan meninggal akibat terinfeksi Covid-19.
"Yang ada di Bangkalan banyak sekali terjadi klaster keluarga. Ini yang banyak terjadi, sehingga dalam keluarga itu ada yang meninggal 2-3 itu banyak terjadi kasus-kasus yang ada di Bangkalan," kata Nunuk dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Lawan Covid19 ID, Kamis (10/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya kasus meninggal, tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di RSUD Bangkalan pun saat ini mencapai 70 persen, atau 105 dari total 150 kapasitas tempat tidur terisi oleh pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga berat.
Ia juga menyebut rata-rata pasien Covid-19 yang mendatangi RSUD Bangkalan sudah dalam kondisi sedang hingga berat, seperti memiliki komorbid alias penyakit penyerta sesak napas, dan bahkan beberapa di antaranya datang dengan kondisi tidak sadar.
"Rata-rata pasien yang datang ke RSUD kami cukup buruk ya, sedikit sekali kasus ringan. Pasien-pasien yang datang ke RSUD kami rata-rata kondisi agak terlambat," kata dia.
Guna merespons lonjakan kasus, pihaknya sudah melakukan rekrutmen tambahan tenaga kesehatan. Upaya itu dilakukan untuk meminimalisir potensi kelelahan yang dihadapi para tenaga kesehatan.
Ia juga mengaku telah mendapat sokongan bantuan dari pemerintah pusat melalui penambahan stok reagen PCR, obat, Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), Alat Pelindung Diri (APD) dan sejumlah dana bantuan.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, jumlah kasus kumulatif di Bangkalan per 9 Juni, mencapai 1.979 kasus bertambah 80 kasus dari sehari sebelumnya. Dari jumlah itu kasus yang sudah sembuh sebanyak 1.521 orang, kasus kematian 192 orang dan kasus yang masih aktif 266 orang.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito sebelumnya juga mengungkapkan ledakan kasus virus corona yang terjadi di Kabupaten Bangkalan disebabkan oleh klaster keluarga yang mulai muncul pasca lebaran.
Terpisah, kapasitas rumah sakit darurat Covid-19 atau Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya mulai membludak lantaran warga Madura yang terkonfirmasi positif Covid-19 di pos penyekatan Suramadu terus berdatangan.
Penanggungjawab RSLI dr Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara mengatakan jumlah pasien yang dirawat per Kamis (10/6) berjumlah 226 orang.
"Terdiri dari PMI (Pekerja Migran Indonesia) 81, klaster Madura 78, klaster pondok 14, dan umum/mandiri 53 orang," kata Nalendra, secara tertulis.
Ia mengatakan klaster Madura berjumlah 82 orang. Mereka merupakan pasien limpahan dari Bangkalan dan hasil penyekatan Suramadu. Namun, empat orang di antaranya kemudian dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya.
Dari jumlah itu, 65 pasien asal Madura menunjukkan hasil tes dengan CT Value kurang dari 25. Angka ini memunculkan dugaan mereka terinfeksi Covid-19 mutasi baru.
"CT Value di bawah 25 sebanyak 65 orang, sehingga [sampel] akan kita kirim ke ITD Unair dan Balitbangkes," ujarnya.
Nalendra memprediksi jumlah pasien di RSLI akan terus bertambah. Seiring dengan adanya daftar tunggu pasien yang segera masuk.
![]() |
"Siang ini masih ada daftar tunggu yang segera masuk. Jumlah itu akan terus bertambah. Daya tampung RSLI 400 bed, sekarang terisi 226 pasien. Masih ada space 174 orang," ucapnya.
Jika pasien sudah mencapai 300 orang atau 70 persen, kata dia, sesuai ketentuan WHO, maka kapasitas akan dianggap penuh.
Selain menampung pasien asal Madura, katanya, RSLI juga telah meminjamkan 50 buah bed-nya untuk kebutuhan rumah sakit darurat di wilayah Bangkalan.
(khr/frd/arh)