Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan masih menunggu hasil pemeriksaan whole genome sequencing untuk mengkonfirmasi mutasi corona di Jepara, Rembang, Grobogan, dan Pati, Jawa Tengah.
"Ada potensi varian baru, ya karena transmisi lokal bisa terjadi seperti apa yang terjadi di Kudus ya. Masih tunggu hasil pemeriksaannya," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada CNNIndonesia.com, Selasa (16/6).
Pernyataan itu disampaikan Nadia untuk menjelaskan pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang mengatakan kasus mutasi corona sudah ditemukan di Kudus, Jepara, Rembang, Grobogan dan Pati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nadia meluruskan bahwa belum ada hasil pemeriksaan covid-19 yang mengkonfirmasi mutasi corona di daerah tersebut, kecuali Kudus.
Namun ia mengaku ada kekhawatiran keberadaan mutasi corona tersebut jika berkaca pada peningkatan kasus di wilayah itu.
"Kalau melihat pola pergerakan orang serta peningkatan kasus, ini patut diwaspadai kemungkinan varian baru, karena tentunya berkaca dengan kejadian di Kudus ya," tuturnya.
Pada kasus penyebaran mutasi corona B.1.617 asal India di Kudus, kata Nadia, transmisi lokal terjadi karena mobilitas tinggi di awal Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.
Sehingga menyebabkan lonjakan dan peningkatan kasus yang tinggi pula di daerah itu. Diketahui, Kudus melaporkan 28 warga yang terpapar mutasi asal India per Minggu (13/6).
Sebelumnya dalam acara yang disiarkan Youtube IDI Wilayah Jawa Tengah, Budi mengatakan pihaknya mendeteksi lonjakan kasus yang terkonfirmasi mutasi corona di Kudus, Jepara, Rembang, Grobogan dan Pati, Jawa Barat.
"Kita mulai melihat ada kenaikan [kasus] signifikan di beberapa daerah. Khususnya teman-teman di Jateng, di Kudus, Jepara, Rembang, Grobogan, Pati itu kita lihat ada kenaikan. Dan memang sudah terkonfirmasi itu varian baru," katanya.
![]() |
Ia mengatakan pihaknya telah mendapat hasil pemeriksaan whole genome sequencing yang mengkonfirmasi adanya mutasi corona di Kudus sejak Jumat (11/6) lalu.
Menurut Budi, kebanyakan mutasi corona yang masuk ke Indonesia datang dari pekerja migran dan mobilitas angkut barang di pelabuhan.
Karena penularan corona yang masif, Budi kemudian bertolak ke Kudus pekan lalu. Ia mengaku mendapati kabupaten tersebut mengalami tekanan yang besar karena penularan kasus yang tinggi.
Kini, sambung dia, kasus covid-19 di Kudus sudah mulai mereda. Namun penularan bergeser ke daerah lain hingga ke luar Jawa Tengah, seperti ke Madura, Bandung bagian selatan, sampai ke DKI Jakarta.
Sebelumnya, Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan 28 warga di wilayahnya terpapar corona varian B.1617.2 dari India. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun mencurigai peningkatan kasus di Jateng disebabkan oleh mutasi corona.
"Saya sempat curiga dengan pergerakan tiga pekan sebelumnya hanya tiga kabupaten yang mengalami lonjakan kasus, terus bertambah menjadi delapan kabupaten dan sekarang 11 kabupaten. Saya waktu itu yakin ini pasti varian baru," kata Ganjar di Kudus.
(fey/psp)