145 Kasus Varian Corona di RI, Terbanyak Delta B1617

CNN Indonesia
Selasa, 15 Jun 2021 14:23 WIB
Kemenkes mengungkap sejauh ini ada 145 kasus varian corona di RI, dengan jumlah terbanyak jenis Delta B1617 dari India.
Ilustrasi. Kemenkes mengungkap sejauh ini ada 145 kasus varian corona di RI. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan mengungkapkan sejauh ini sudah ada 145 kasus mutasi virus SARS-CoV-2 yang tergolong 'Variant of Concern' (VoC), yang berhasil teridentifikasi di Indonesia berdasarkan hasil Whole Genome Sequence (WGS) secara berkala.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, ratusan varian yang diwaspadai Badan Kesehatan Dunia (WHO) itu merupakan perkembangan data terakhir per 13 Juni, dengan total sebanyak 1.989 sampel warga yang diperiksa.

"Rekap sequences di Indonesia telah dideteksi 145 VoC yakni 36 kasus B117 Alfa, 5 kasus B1351 Beta, dan 104 kasus B1617.2 Delta," kata Nadia kepada CNNIndonesia.com, Selasa (15/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam data yang diterima CNNIndonesia.com, provinsi yang mencatat temuan VoC ini adalah Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

Dari provinsi itu, yang paling banyak mengidentifikasi VoC adalah Jawa Tengah dengan 76 kasus, dengan rincian 75 varian B1617 Delta dan satu kasus B117 Alfa.

Semetara di DKI Jakarta ada 48 kasus VoC dengan rincian 24 kasus B117 Alfa, 4 kasus B1351 Beta, dan 20 kasus B1617 Delta.

WHO sebelumnya sudah menetapkan ada empat varian yang masuk dalam kategori VoC, yaitu B117 dari Inggris, B1351 dari Afrika Selatan, B1617 dari India dan P1 dari Brasil. Keempat varian ini merupakan jenis yang diwaspadai tingkat penularannya oleh WHO.

VoC merupakan varian yang memiliki peningkatan penularan atau perubahan merugikan dalam epidemiologis, memiliki peningkatan virulensi atau perubahan presentasi penyakit klinis, bahkan mampu menurunkan efektivitas vaksin. Hanya saja masih sedikit bukti sehingga perlu penelitian lebih lanjut.

(khr/psp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER