Suara dentuman terdengar keras dari laut Tehoru, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu, (16/6). Warga Tehoru berlarian karena panik begitu mendengar dentuman tersebut.
Mona, salah seorang warga setempat, mengaku mendengar suara dentuman keras itu sekitar pukul 11.43 WIT. Menurutnya, bunyinya seperti ledakan besar dari bawah laut Tehoru.
"Semua orang langsung berlarian dan menyelamatkan diri ke gunung saat mendengar dentuman keras di depan permukiman warga pesisir pantai Tehoru," kata Mona saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu, (16/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mona mengatakan setelah terdengar suara dentuman itu, beberapa menit kemudian terjadi air pasang.
"Air laut sempat kering di sekitar Pelabuhan Tehoru sehingga membuat orang-orang panik dan berlarian ke dataran lebih tinggi," ucapnya.
"Saya sempat mengambil video air pasang namun diteriaki oleh ibu dan kakak yang marah-marah karena panik dengar dentuman keras," ungkapnya.
Mona menceritakan suara dentuman itu membuat warga panik dan berlarian meninggalkan rumah.
Di sepanjang jalan, orang-orang berlarian sambil memanggil anak-anaknya yang terpisah karena gelombang tsunami. Bahkan beredar informasi di Desa Mahu, Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah sempat terjadi patahan.
Hingga saat ini, warga pesisir pantai Kecamatan Tehoru masih mengungsi di Gunung Waewalata Tehoru. Mereka menempati gedung sekolah Madrasah Aliyah (MA) Alhilal dan gedung SMA Tehoru, tepatnya di belakang Polsek Tehoru.
Mereka yang mengungsi kebanyakan anak-anak dan ibu-ibu setelah gempa magnitudo 6,1 mengguncang Tehoru.
Awalnya, BMKG menyatakan gempa tak berpotensi tsunami. Namun, beberapa menit kemudian, BMKG menyebut gempa berpotensi menimbulkan tsunami.
Kepala bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan tsunami yang terjadi di Kecamatan Tehoru akibat terjadinya longsoran bawah laut.
"Hasil pemodelan tsunami dgn sumber gempa Malteng M6,0 kedalaman 19 km menunjukkan bahwa gempa ini TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI, namun didasarkan hasil observasi muka laut sta TEHORU menunjukkan ada kenaikan muka air laut setinggi 0,5 m. Hal ini diperkirakan akibat dari longsoran bawah laut," ujar Daryono lewat akun Twitternya.
(pmg)