Sebanyak 577 kartu identitas atau KTP milik warga asal Madura dan sekitarnya ditinggal begitu saja di pos penyekatan Jembatan Suramadu sisi Surabaya. Pemiliknya diduga kabur lantaran takut menjalani tes swab antigen Covid-19.
Ratusan warga tersebut mulanya terjaring penyekatan. Petugas lalu meminta kartu identitas mereka untuk didata. Namun setelah gilirannya dites, mereka ternyata telah meninggalkan lokasi.
"Ternyata saat screening, ada 577 warga yang terkena screening, saat swab antigen enggak di tempat," kata Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara, Rabu (16/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari total 577 KTP itu, diketahui 73 di antaranya merupakan milik warga Kota Surabaya, sedangkan 504 KTP sisanya adalah milik warga luar kota.
Ia menyayangkan aksi para warga yang kabur itu. Padahal tes antigen ini dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya warga yang terpapar Covid-19 saat akan memasuki wilayah Kota Surabaya.
"Ini kan ya cukup berisiko, karena kami enggak tahu kondisi yang bersangkutan itu bagaimana," ucapnya.
Untuk itu, pihaknya pun melakukan pelacakan dan pendataan kepada 73 warga Surabaya yang meloloskan diri dari penyekatan tersebut.
"73 kami tracing, karena enggak tahu kondisi kesehatannya gimana," ujarnya.
Tak hanya itu, pihak Satpol PP Kota Surabaya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya, agar menolak pengajuan izin pembuatan KTP baru, bagi ke 73 warga Kota Surabaya itu.
"Seandainya warga ini minta surat kehilangan KTP untuk dicetak KTP lagi tidak dilayani," katanya.
Sedangkan, kepada 504 KTP warga luar kota, Pemkot Surabaya juga sudah bersurat kepada Dispendukcapil di masing-masing wilayah agar menerapkan hal yang sama.
"Kalau mau ambil ya di-swab Pemkot Surabaya dulu," pungkas dia.
(frd/bmw)