Sejarah Peristiwa Bendera di Puncak Hotel Yamato

CNN Indonesia
Selasa, 06 Jul 2021 13:00 WIB
Peristiwa bendera di puncak Hotel Yamato adalah kejadian heroik pasca kemerdekaan Indonesia pada tanggal 19 September 1945 di Surabaya.
Peristiwa bendera di puncak Hotel Yamato adalah kejadian heroik pasca kemerdekaan Indonesia pada tanggal 19 September 1945 di Surabaya.(Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Jakarta, CNN Indonesia --

Peristiwa bendera di puncak Hotel Yamato adalah peristiwa heroik pasca kemerdekaan Indonesia yakni tanggal 19 September 1945. Pada peristiwa bersejarah ini terjadi perobekan bendera Belanda yang berkibar di Hotel Yamato, Surabaya.

Di masa penjajahan Belanda, Hotel Yamato bernama Hotel Oranje. Saat pendudukan Jepang, hotel ini berganti nama menjadi markas utama militer Jepang dan berganti nama menjadi Hotel Yamato. Saat ini, Hotel Yamato menjadi Hotel Majapahit Surabaya.

Berikut sejarah peristiwa Hotel Yamato.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Latar Belakang Insiden Hotel Yamato

Ilustrasi Bendera IndonesiaPeristiwa bendera di puncak Hotel Yamato diawali dengan instruksi Presiden Soekarno mengibarkan bendera merah putih di seluruh wilayah Indonesia termasuk Hotel Yamato di Surabaya. (Foto ilustrasi: mufidpwt/Pixabay)

Pasca kemerdekaan, Presiden Soekarno memerintahkan agar bendera Merah Putih banyak dikibarkan, termasuk di puncak Hotel Yamato. Awalnya, bendera Indonesia ini terus berkibar di Hotel Yamato.

Namun, pada 18 September 1945, bendera itu berubah menjadi bendera merah, putih, biru milik Belanda.

Bendera triwarna itu dikibarkan oleh serdadu Belanda atas perintah WVCh Ploegman, seorang perwakilan Sekutu (AFNEI) dan Belanda (NICA) yang berada di Surabaya. Bendera itu dikibarkan untuk merayakan ulang tahun Ratu Belanda, Ratu Wilhemina.

Kronologi Peristiwa Bendera Hotel Yamato

peristiwa hotel yamatoHotel Yamato yang kini menjadi Hotel Majapahit menjadi saksi bisu peristiwa perobekan bendera di puncak Hotel Yamato.(Foto: Arsip National Museum of World Culture via Wikimedia Commons (CC-BY-SA-4.0)

Prajurit Belanda yang mengibarkan bendera Belanda itu membuat kekacauan di Hotel Yamato. Pada 19 September, suasana di Surabaya mulai berubah.

Setiap orang yang melintas di Hotel Yamato terheran-heran melihat bendera tersebut. Kabar ini sampai ke residen Soedirman.

Soedirman pun datang ke Hotel Yamato bersama Sidik dan Hariyono. Mereka bertemu dengan Ploegman di lobi hotel dan meminta agar bendera Belanda itu diturunkan.

Namun, negosiasi itu berjalan alot. Ploegman enggan menurunkan bendera itu dan tak mau mengakui kemerdekaan Indonesia. Ploegman pun mengabaikan permintaan itu dan masuk ke dalam kamarnya.

Selang beberapa waktu, Ploegma datang dan menodongkan pistol kepada Soedirman, Sidik, dan Hariyono. Suasana pun semakin kacau.

Sidik bergegas merebut pistol dari Ploegman dan mencekiknya hingga tewas. Sementara Hariyono mengamankan Soedirman ke luar hotel.

Sidik yang masih di dalam hotel tak bisa melarikan diri. Dia pun tewas dianiaya prajurit Belanda.

Usai menyelamatkan Soedirman, Hariyono melanjutkan perjuangan dengan memanjat gedung Hotel Yamato untuk menurunkan bendera Belanda. Dia dibantu pemuda bernama Koesno Wibowo.

Peserta mengikuti konvoi dengan memakai baju ala pejuang kemerdekaan di Jembatan Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah, Selasa (10/11/2020). Aksi tersebut digelar untuk memperingati Hari Pahlawan. ANTARA FOTO/Maulana Surya/aww.Peristiwa bendera di puncak Hotel Yamato adalah peristiwa perobekan bendera Belanda menjadi bendera Merah Putih.(Foto ilustrasi: ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Kedua orang itu sempat bingung ketika sampai di puncak hotel karena tidak membawa bendera Merah Putih untuk menggantikan bendera Belanda.

Tak lama, Hariyono dan Koesno memutuskan merobek bagian biru pada bendera Belanda, lalu mengibarkannya kembali. Bendera Belanda pun berganti menjadi bendera Merah Putih milik Indonesia.

Insiden perobekan bendera Belanda ini pun dikenal dengan peristiwa Hotel Yamato. Itulah sejarah peristiwa bendera di puncak Hotel Yamato. Meski sempat mereda, peristiwa ini memicu konflik besar yang puncaknya terjadi pada 10 November 1945 yang diperingati sebagai Hari Pahlawan.

(avd/ptj)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER