Sirene ambulans meraung-raung terdengar di kejauhan dari pos pemeriksaan berkas Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rorotan, Sabtu (19/6) sore. Sirene itu bak tanda duka bahwa bakal ada satu lagi jenazah dimakamkan di TPI di kawasan Cilincing, Jakarta Utara itu, jenazah pasien covid-19 di mana kasusnya terus melonjak dalam beberapa pekan terakhir.
Lonjakan kasus kematian pasien covid membuat permintaan liang lahad di TPU Rorotan juga meningkat hingga tiga kali lipat. Jika semula hanya 10 jenazah di makamkan, sekarang bisa 30 bahkan 40 jenazah.
Penggali kubur tak hentinya bekerja membuang lubang untuk mengubur jenazah dari pagi hingga petang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang petugas TPU Rorotan yang enggan disebut namanya mengaku telinganya sudah akrab dengan sirene ambulans. Maklum sejak setahun terakhir dalam sehari belasan bahkan puluhan kali telinganya mendengar sirene.
"Seminggu terakhir meningkat, sehari kisaran 10 jenazah, pernah paling banyak 18 tapi itu jarang banget. Tapi sekarang semenjak ada lonjakan kasus, sekitar seminggu terakhir, dalam sehari ada 30-40 jenazah," katanya petugas pemeriksa berkas jenazah covid-19 ini kepada CNNIndonesia.com.
Waktu menunjukkan pukul 15.07 WIB ketika sebuah ambulans datang membawa jenazah. Selang lima menit kemudian, satu ambulans menyusul.
Tak sampai 15 menit, menyusul lagi dua ambulans. Kurang lebih selama 30 menit CNNIndonesia.com di TPU Rorotan ada empat ambulans yang membawa jenazah Covid-19.
Ambulans yang datang langsung menuju liang lahad yang sudah disediakan di bagian belakang TPU Rorotan. Terlihat sejumlah pekerja TPU Rorotan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) menurunkan jenazah. Sementara keluarga jenazah hanya bisa melihat dari jauh.
Ada penggali yang menguburkan peti jenazah, ada pula penggali yang sedang menggali liang lahad baru. CNNIndonesia.com berusaha mencoba untuk mewawancarai penggali dengan protokol kesehatan, namun penggali sangat sibuk sehingga tak ada waktu untuk diwawancara.
Petugas pemeriksa berkas tadi menjelaskan bahwa pekerjaan penggali sangat padat semenjak ada lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, terutama di DKI. Terlebih, kini penggali harus menyiapkan liang lahad lebih banyak dari biasanya.
"Sebelum lonjakan kami siapkan 10-15 liang per hari, sekarang kami siapkan di atas 20 liang. Persiapan liang ini sangat penting, jadi ketika jenazah datang bisa langsung dimakamkan, enggak menunggu lama. Kadang keluarga jenazah ada yang komplain kalau nunggu lama," katanya.
Ia melanjutkan, "Kalau di sini, ketika ada satu jenazah datang, grup penggali lain menggali satu liang lahad. Secara simultan supaya liang lahad selalu siap sedia".