Gempa bumi bermagnitudo 3,0 kembali mengguncang Tehoru, Maluku Tengah pada Sabtu (19/6) malam
"Warga sempat panik dan berlarian lagi ke dataran lebih tinggi sambil berteriak air laut sedang naik," kata salah satu warga Desa Tehoru, Mona saat mengirim pesan WhatsApp kepada CNN Indonesia, Minggu, (20/6).
Ia mengatakan warga terpaksa mengungsi dan menempati tenda-tenda di pegunungan setelah terdengar dentuman di bawah permukaan laut pukul 22.16 WIT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi masyarakat masih trauma sebab setiap hari masih ada gempa susulan. Seperti semalam masyarakat sempat panik waktu gempa magnitudo 3,0 dan berselang 5 menit ada yang teriak Air laut naik pada jam 22:40 lebih. Seketika itu semua org panik lari ke dataran tinggi," ungkap Mona.
Saat ini, ia melanjutkan, warga masih bertahan di tenda-tenda pengungsian pascagempa magnitudo 3 pada Sabtu malam. Mereka belum memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing karena gempa susulan masih membayangi kehidupan mereka.
Terpisah, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kelas 1 Ambon Harlambang Huda membenarkan peristiwa gempa bumi susulan bermagnitudo 3,0 itu terjadi pukul 22.16 WIT.
Lokasi gempa berada di 3.46 LS dan 129.45 BJ atau sekitar 10 kilometer Barat Daya Tehoru Maluku Tengah dan 60 kilometer Timur Masohi Maluku Tengah. Gempa berkedalaman 14 kilometer di bawah permukaan laut.
"Ya, sudah dirilis ke masyarakat gempa M 3. Sudah disampaikan juga ke pemangku kepentingan di Kabupaten Maluku Tengah," kata Kepala Stasiun BMKG kelas 1 Ambon Harlambang, kepada CNNIndonesia.com, Minggu, (20/6) siang.
Sebelumnya, Herlambang sempat mengunjungi korban gempa di pegunungan di Desa Haya, Desa Tehoru, Desa Saunolu Sapta Marga, Desa Yaputi dan Dusun Mahu, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah pada Jumat, (18/6).
Harlambang menjelaskan kepada para warga bahwa wilayah Maluku termasuk rawan gempa dan trsunami hingga patahan. Namun ia menegaskan gempa magnitudo 6,1 yang sempat menguncang laut Tehoru dan mengakibatkan air surut dan gelombang pasang itu sudah melandai alias aman.
"Sehingga saya ke sini untuk menyampaikan kepada bapak dan ibu agar tidak khawatir. Jadi gempa 6,1 itu sudah melandai dan sudah tenang," kata Harlambang melalui siaran video yang diterima CNN Indonesia, Minggu (20/6).
Untuk itu, Harlambang meminta warga untuk kembali ke rumah masing-masing dan melakukan aktivitas seperti semula.
"Kalau pun bapak ibu masih khawatir dibolehkan menginap di tenda-tenda pengungsian namun BMKG sudah memutuskan bahwa gempa 6,1 itu tidak berpotensi bahaya," tutur Herlambang.
Sejak Rabu (16/6) hingga Jumat (18/6) dini hari, BMKG mencatat terjadi gempa bumi susulan dengan magnitudo di bawah 3 sebanyak 20 kali.
(sai/bac)