HUT DKI JAKARTA KE-494

Akhir Murung Booming Batu Akik dari Rawa Bening

CNN Indonesia
Selasa, 22 Jun 2021 12:35 WIB
Batu akik di pasar Rawa Bening. Keberadaan pasar ini tak lepas dari upaya pemerintah mempromosikan produk batu mulia dalam negeri. (Foto: CNN Indonesia/Syakirun Niam)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tren batu akik yang sempat tinggi di era 2014-2015 tak lepas dari keberadaan sentra perdagangannya di Jakarta Gems Center (JGC) atau Pusat Penjualan Batu Mulia Pasar Rawa Bening, Jakarta Timur, dan inisiasi dari Presiden keenam RI Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Jejaknya dimulai sejak kurun 1980-an. Awalnya, lokasi pasar Rawa Bening merupakan pasar tradisional seperti pada umumnya yang dikelola oleh PD Pasar Jaya.

Darto Jaswan (59), salah satu pedagang batu di Rawa Bening yang telah menekuni profesinya sejak 1980-an mengatakan, mulanya pada 1980 awal para pedagang batu mulia menjajakan barang-barangnya di tepi jalan Jenderal Urip Sumoharjo dekat Polres Metro Jakarta Timur.

"Pedagang batu itu di pinggir jalan situ. Jalan Jenderal Urip. Dulu belum ada trotoar," kata Darto saat ditemui CNNIndonesia.com di tokonya, di Pasar Rawa Bening, Selasa (15/6).

Seiring waktu, mereka mulai berdagang di area parkir PD Pasar Jaya Rawa Bening. Saat itu, jumlahnya sudah seratus lebih. Sebelumnya, peminat batu mulia memang sudah tinggi. Hanya saja pedagang pasar belum terkonsentrasi.

Sementara, di dalam area pasar terdapat ruang kosong. Pihak PD. Pasar Jaya kemudian memindahkan mereka ke dalam pada tahun 1984.

"Dulu kan masih di luar, saya udah berani ngontrak toko kain. Kita kontrak sekalian, buat batu di dalam. Itu sekitar 84," kenang Darto.

Area kosong di tengah pasar itu lantas dibuatkan meja untuk memajang batu-batu akik dan mulia. Sejak saat itu, pedang batu mulia menempati Pasar Jaya.

Jumlah pedagang terus bertambah. Seiring waktu, kata Darto, pedagang sayur dan lainnya kalah.

Suatu hari, pemerintah melihat potensi aktivitas jual beli batu mulia. Itu, kata dia, tidak terlepas dari pengalaman SBY membeli batu mulia di luar negeri. Ketika tiba di tanah air, sang Presiden baru mengetahui bahwa batu itu berasal dari daerahnya sendiri.

"Akhirnya dia punya keinginan bangun satu gedung pemasaran untuk batu, seperti di Bangkok ada khusus batu," ujar Darto.

SBY lantas mengumpulkan asosiasi pedagang dan pengrajin batu dari seluruh Indonesia di Ciputat. SBY menyatakan akan membangun sentra batu itu di kawasan tersebut.

Namun, komunitas pedagang batu mulia Rawa Bening tidak sepakat. Mereka lantas mengusulkan agar Pasar Rawa Bening lah yang dijadikan sentra batu mulia.

"Buat apa? Dari pada dibuatin di tempat lain yang belum tentu karena kita juga belajar dari Tanah Abang, di Waduk Melati tuh kan dibangun pasar tapi enggak ada yang ngisi," ungkap Darto.

Usulan ini lantas diterima. Pemerintah pusat mendukung pembangunan sentra batu mulia di Rawa Bening. Di saat yang bersamaan, Gubernur Jakarta saat itu Fauzi Bowo, juga penggemar batu mulia. Akhirnya pasar batu mulia resmi didirikan pada 2010.

Dukungan pemerintah tidak berhenti sampai di situ. Maka diadakan pameran Mutu Manikam yang bertujuan menjaring berbagai potensi batu mulia yang ada di tanah air namun belum dilirik orang.

"Akhirnya berkembang, orang pada tahu," ujarnya.

Baca halaman selanjutnya...

Dihantam Isu Kelebihan Pasokan dan Pandemi


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :