Jakarta, CNN Indonesia --
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menjadi sorotan usai mengampanyekan Ivermectin sebagai obat Covid-19. Moeldoko adalah salah satu dari deretan pejabat negara yang sibuk mengampanyekan "obat penyembuh Covid-19".
Sejak Covid-19 ditemukan di Indonesia pada Maret 2020, beberapa pejabat mengklaim menemukan obat mujarab penyembuh Covid-19. Beberapa di antaranya dikembangkan menggunakan anggaran negara.
Obat yang ditawarkan memiliki berbagai bentuk, mulai kalung hingga vaksin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut CNNIndonesia.com rangkumkan deretan pejabat yang mengampanyekan obat Covid-19 selama pandemi berlangsung:
Syahrul Yasin Limpo
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memperkenalkan kalung antivirus corona pada 3 Juli 2020. Obat itu terbuat dari kayu putih (eucalyptus).
Kalung antivirus corona merupakan temuan hasil laboratorium di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Syahrul mengklaim kalung itu dapat membunuh virus Corona dalam hitungan menit.
"Ini sudah dicoba. Jadi ini bisa membunuh, kalau kontak 15 menit dia bisa membunuh 42 persen dari corona. Kalau dia 30 menit maka bisa 80 persen. Ini ada roll-nya," kata Syahrul.
Klaim itu pun menuai kritik dari publik dan kalangan ilmuwan. Metode saintifik dari obat itu dipertanyakan. Mentan diminta bertanggung jawab memberi penjelasan ke publik.
Tak sampai seminggu, Kementan meluruskan klaim tersebut. Mereka mengakui kalung antivirus corona belum melalui uji praklinis dan uji klinis. Mereka pun menyatakan kalung ini tidak lagi mengklaim kalung itu dapat mengobati Covid-19.
Sufmi Dasco Ahmad
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad membagi-bagikan jamu bernama Herbavid-19 pada April 2020. Jamu itu disebar ke berbagai fasilitas kesehatan, salah satunya Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.
Dasco mengaku mengonsumsi obat itu saat positif Covid-19 pada 14-28 Maret 2020. Menurutnya, ia berhasil sembuh dari Covid-19 berkat ramuan dari Traditional Chinese Medicine tersebut.
Polemik muncul karena jamu Herbavid-19 dikirim ke beberapa rumah sakit sebelum mengantongi izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Obat itu baru mendapat izin pada 30 April 2020.
Herbavid-19 didaftarkan oleh PT SATGAS LAWAN COVID-19 DPR RI yang berlokasi di DKI Jakarta. Proses pengurusan izin edar surat itu hanya tiga hari.
Berlanjut ke halaman berikutnya....
Badan Intelijen Negara (BIN)
BIN, TNI, AD, dan Universitas Airlangga bekerja sama mengembangkan tiga jenis obat yang diklaim bisa menyembuhkan Covid-19 pada Agustus 2020. Padahal, saat itu WHO menyatakan belum ada obat yang bisa menyembuhkan Covid-19.
Dari kerja sama itu, lahir tiga kombinasi obat, yaitu Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin, Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline, serta Hydrochloroquine dan Azithromyci.
Obat-obat itu diberikan pada 1.308 orang di Secapa TNI AD yang saat itu membentuk klaster Covid-19. BIN mengklaim 85 persen orang yang mengonsumsi obat mereka sembuh dari Covid-19.
Saat itu, obat-obat tersebut belum mengantongi izin edar dari BPOM. Obat itu hanya mengantongi persetujuan pelaksanaan uji klinik (PPUK) oleh BPOM dengan Nomor PP.01.01.1.3.07.20.06.
Terawan Agus Putranto
Usai dicopot dari jabatan Menteri Kesehatan, Terawan kembali mengejutkan publik dengan mendukung Vaksin Nusantara. Ia menawarkan vaksin berbasis sel dendritik.
Usulan Terawan itu mendapat dukungan penuh dari DPR RI. Parlemen pasang badan dengan menyatakan Vaksin Nusantara adalah produk dalam negeri yang harus diprioritaskan.
Meski begitu, pemerintah enggan terburu-buru mendukung vaksin tersebut. Bahkan, BPOM menyatakan vaksin itu tidak memenuhi kaidah good clinical.
Pemerintah dan DPR RI sempat bersitegang terkait Vaksin Nusantara. Presiden Joko Widodo angkat suara dengan menyatakan akan mendukung segala upaya penelitian vaksin jika memenuhi kaidah saintifik.
Tak lama setelah itu, penelitian Vaksin Nusantara dihentikan. Tim peneliti harus melengkapi dokumen Cara Pembuatan Obat yang Baik.
Polemik berlanjut. Anggota DPR RI ramai-ramai menyatakan dukungan dengan menjadi relawan Vaksin Nusantara. Mereka mendatangi RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, 14 April 2021 untuk disuntik Vaksin Nusantara.
Kengototan Terawan belum berakhir. Hingga saat ini, Terawan dan tim masih memperjuangkan Vaksin Nusantara.
"Kami bersama tim akan berjuang dan terus berjuang mewujudkan Vaksin Nusantara, dalam hal ini kami berharap bisa digunakan," ujar Terawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang disiarkan kanal Youtube Komisi VII DPR RI Channel, Rabu (16/6).
Moeldoko dan Erick Thohir
Kepala Staf Presiden Moeldoko dan Menteri BUMN Erick Thohir jadi dua pejabat yang paling sering bicara Ivermectin. Keduanya mempercayai obat tersebut dapat menyembuhkan Covid-19.
Moeldoko, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum HKTI, mengirim ribuan dosis Ivermectin ke Kabupaten Kudus. Obat itu dikirim saat Kudus mengalami lonjakan kasus Covid-19.
Moeldoko juga memberi sejumlah testimoni terhadap keampuhan Ivermectin. Dia berkata beberapa kali mengonsumsi obat itu. Ia juga menyebut Ivermectin telah teruji di berbagai negara.
"Menurut FLCCC Alliance sudah ada 33 negara yang menggunakan Ivermectin dalam mengatasi Covid-19, antara lain Brazil, Zimbabwe, Jepang, dan India," ucap Moeldoko dalam webinar, Senin (28/6).
Erick bicara dari segi produksi. Menurutnya, BUMN siap membantu produksi 4,5 juta dosis per bulan.
"Kami ingin menyampaikan mengenai obat Ivermectin, obat antiparasit yang Alhamdulillah hari ini sudah keluar izin edarnya dari BPOM, dan kami terus melakukan komunikasi insentif kepada Kementerian Kesehatan," ujar Erick dalam jumpa pers virtual, Senin (28/6).
BPOM awalnya sempat mewanti-wanti distribusi Invermectin. Mereka menyampaikan obat itu bisa berbahaya jika dikonsumsi tanpa resep dokter.