Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman mengungkapkan sejauh ini sudah ada 382 kasus mutasi virus SARS-CoV-2 varian Delta B1617 yang berhasil diidentifikasi di Indonesia berdasarkan hasil Whole Genome Sequence (WGS) secara berkala.
Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio menjelaskan teknik pencarian strain virus baru WGS dilakukan bersama Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, LBM Eijkman, dan beberapa Universitas di Indonesia.
Amin juga menyebut temuan itu sudah dilaporkan Indonesia ke lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID). GISAID adalah lembaga bank data yang saat ini menjadi acuan untuk data genom virus corona SARS-CoV-2.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Varian delta sudah ada 382 kasus, sebarannya di Jakarta paling banyak 174 kasus," kata Amin melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Rabu (30/6).
Amin mencatat sebaran varian delta di Indonesia lainnya, yaitu 59 kasus di Karawang, Jawa Barat; 36 kasus di Bandung, Jawa Barat; 3 kasus di Depok, Jawa Barat; 2 kasus di Bogor, Jawa Barat; 1 kasus di Bekasi Jawa Barat.
Kemudian 34 kasus di Salatiga, Jawa Tengah; 13 kasus di Cilacap, Jawa Tengah, dan 33 kasus lainnya di Jawa Tengah.
Selanjutnya 13 kasus di Surabaya, Jawa Timur; 2 kasus di Tangerang Selatan, Banten; 1 kasus di Tangerang, Banten, dan 1 kasus di Banten. Kemudian 3 kasus di Sumatera Selatan, 3 kasus di Kalimantan Tengah, dan 1 kasus di Bone Bolango Gorontalo.
WHO sebelumnya sudah menetapkan ada empat varian yang masuk dalam kategori VoC, yaitu Alfa B117 yang pertama kali ditemukan di Inggris, Beta B1351 di Afrika Selatan, Alfa B1617 di India, dan Gamma P1 di Brasil
VoC merupakan varian yang memiliki peningkatan penularan atau perubahan yang merugikan dalam epidemiologis, memiliki peningkatan virulensi atau perubahan presentasi penyakit klinis, bahkan mampu menurunkan efektivitas vaksin. Hanya saja masih sedikit bukti sehingga perlu penelitian lebih lanjut.
(khr/fea)