Zona merah atau daerah dengan risiko penularan Covid-19 tinggi di Jawa Timur terus bertambah. Sejak sepekan lalu hanya tiga wilayah, kini naik menjadi 20 kabupaten/kota zona merah.
Sementara itu 18 daerah masuk zona oranye. Provinsi ini pun nihil zona kuning maupun zona hijau.
20 zona merah itu antara lain Banyuwangi, Ngawi, Lamongan, Sampang, Kota Probolinggo, Malang, Bangkalan, Kota Madiun, Pamekasan, Kota Mojokerto, Magetan, Ponorogo, Kota Malang, Sidoarjo, Kota Kediri, Situbondo, Nganjuk, Lumajang, Kota Batu dan Bondowoso.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara 18 yang zona oranye di antaranya, Kota Pasuruan, Gresik, Sumenep, Kota Blitar, Madiun, Pacitan, Kediri, Probolinggo, Kota Surabaya, Tuban, Tulungagung, Blitar, Jember, Trenggalek, Pasuruan, Bojonegoro, Mojokerto dan Jombang.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, dr Makhyan Jibril Al-Farabi mengatakan meluasnya zona merah di Jatim disebabkan lonjakan kasus selama satu pekan ini.
"Kasus dalam seminggu ini melonjak drastis," kata Jibril saat dikonfirmasi, Rabu (7/7).
Dalam sehari saja, Selasa (6/7), pertambahan kasus baru Covid-19 mencapai 1.808 orang. Sedangkan kasus kumulatif mencapai 182.076 orang, dengan rincian 156.444 sembuh, 13.138 meninggal dunia dan 12.494 dirawat.
Lonjakan kasus ini, kata dia, diduga merupakan imbas tingginya mobilitas yang terjadi dua pekan yang lalu. Ditambah lagi dengan masuknya varian Delta, Alpha hingga Beta di Jatim. Mengatasi hal ini, kata dia, maka tak ada cara lain selain mengetatkan mobilitas masyarakat melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Ia mengimbau agar masyarakat patuh terhadap segala aturan di PPKM Darurat. Selain itu, ia juga mengajak warga untuk menjalani vaksinasi, agar kekebalan tubuh segera terbentuk.
"Ini artinya kita semua di seluruh Jatim harus betul-betul menerapkan PPKM Darurat dengan totalitas supaya kasus bisa direm, pesan saya satu M, manut (menurut)," pungkas dia.
(frd/ain)