Kesaksian Rektor IPB Terpapar Varian Delta Meski Telah Vaksin

CNN Indonesia
Kamis, 08 Jul 2021 14:39 WIB
Rektor IPB Arif Satria terinfeksi virus corona varian Delta dengan gejala yang lebih berat. Dia pun telah divaksin dua kali.
Rektor IPB Arif Satria terinfeksi virus corona varian Delta dengan gejala yang lebih berat. Dia pun telah divaksin dua kali. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria memberi kesaksian saat dirinya sempat kembali dinyatakan positif Covid-19 meski telah dua kali disuntik vaksin.

Hasil genome squencing menyatakan Arif terinfeksi mutasi Covid-19 varian Delta (B.1.617.2). Hasil tes swab antigen semula menyatakan ia negatif. Namun lima jam kemudian, hasil swab PCR yang dilakukan bersamaan menyatakan Arif positif.

"Saya merasakan terkena Covid-19 dua kali, meski sudah vaksin dua kali. Hasil genome sequencing, virus saya kali ini tergolong varian Delta," kata Arif dalam keterangan tertulisnya, Kamis (8/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, hasil swab antigen belum bisa membuktikan setiap orang bebas terinfeksi dari virus tersebut. Hal itulah yang ia alami.

Guru besar di bidang ekologi-politik itu mengingatkan semua pihak tetap waspada. Sebab, varian baru Covid-19, seperti yang ia rasakan bisa menerobos antibodi tubuh seseorang, meski telah positif dan dua kali divaksinasi.

"Jadi bagi penyintas yang sudah pernah terkena Covid-19 dan sudah vaksin, jangan lengah," katanya.

Menurut Arif, varian Delta mempunyai daya tular lebih cepat. Bahkan, ia merasa gejala varian tersebut lebih berat dirasakan. Beberapa di antaranya yaitu penciuman hilang, sakit tenggorokan, batuk, sakit, kepala, hingga demam.

Akibat sejumlah gejala itu, ia pun kemudian dilarikan ke rumah sakit dan 10 hari menjalani perawatan. Arif dirawat di Rumah Sakit BMC Mayapada, Kota Bogor dengan saturasi 94-99.

"Saya merasakan paparan varian Delta ini lebih berat dari pada paparan Covid-19 tahun lalu," kata dia.

"Namun suntikan semangat dari para dokter, keluarga, dan sahabat membuat sy lebih bersemangat untuk sembuh. Semangat adalah kata kunci," imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan lonjakan kasus Covid-19 di Pulau Jawa dalam beberapa pekan terakhir diakibatkan oleh mutasi virus SARS-CoV-2 varian Delta B1617.2.

Menurutnya, varian Delta memiliki ciri khas tingkat penularan yang lebih cepat dan agresif dari varian Alfa B117 yang sudah lebih dulu diidentifikasi Indonesia, tingkat penularannya enam kali.

Sementara berdasarkan hasil studi terbaru di Singapura, vaksin Covid-19 diklaim ampuh melawan infeksi virus SARS-CoV-2 varian Delta hingga sekitar 69 persen.

Pusat Nasional untuk Penyakit Menular Singapura (NCID) dan Kementerian Kesehatan Singapura menunjukkan bukti perlindungan vaksin dan mencegah penyakit Covid-19 bergejala hingga 80 sampai 90 persen.

Infografis - Nama-nama baru varian virus Corona
(thr/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER