Sejumlah pedagang di Pasar Anom, Kota Sumenep, Madura, memilih menutup tokonya begitu mendengar kabar akan ada vaksinasi Covid-19 gratis dari aparat.
Vaksinasi dilakukan di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM darurat.
Berdasarkan pantauan, sejumlah toko tampak kosong ditutup oleh pemiliknya saat operasi itu dilakukan. Begitu pun pedagang di emperan yang biasa berjejer di sepanjang jalan pasar, hanya terlihat satu-dua yang masih bertahan berjualan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Sumenep, Agus Dwi Saputra mengatakan kegiatan vaksinasi yang menyasar para pedagang tersebut untuk meminimalisasi penyebaran virus corona.
"Sebenarnya tidak ada larangan mau berjualan atau tidak. Hanya pemerintah ingin pedagang pasar tidak terserang penyakit. Makanya kita lakukan swab dan vaksinasi. Penghuni pasar yang belum atau tidak pernah divaksin maka diupayakan untuk divaksin," kata Agus, Kamis (15/7).
Menurutnya, pemerintah yang terlibat dalam gugus tugas PPKM darurat sering kali melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar mengikuti vaksinasi.
"Sebenarnya mereka tanpa diimbau sudah tahu pentingnya vaksinasi, di mana-mana sekarang sudah diadakan vaksin. Artinya kita hanya menjaring, vaksin itu malahan gratis dari pemerintah," ujarnya.
Ia mengakui pedagang dan pengunjung pasar merasa cemas saat informasi vaksinasi itu menyebar. Agus pun menduga para pedagang terpengaruh hoaks yang menambah panik masyarakat.
"Yang jelas tetap jaga protokol, karena kadang-kadang para pedagang pasar banyak yang tidak memakai masker. Silakan berdagang seperti biasa, tapi harus dengan ketentuan protokol," katanya.
Sebelumnya, meski PPKM darurat berlangsung, aktivitas ekonomi di Pasar Anom tampak normal meskipun tak seramai sebelumnya. Akan tetapi saat ada info vaksinasi dari pemerintah, para pedagang merasa waswas.
Rifqi (26) salah satu pedagang buah mengaku tak mengerti dengan alur kebijakan pemerintah. Informasi soal swab dan vaksinasi gratis hanya membuat mereka semakin khawatir.
"Buktinya kan jelas, semua pedagang enggan berjualan. Selain itu ditambah sepi pembeli saat diterapkannya PPKM Darurat Covid-19," kata Rifqi.
![]() |