ANALISIS

Endorse Obat Covid dan 'Overlap' Pejabat di Kala Pandemi

CNN Indonesia
Sabtu, 17 Jul 2021 11:22 WIB
Promosi merek obat tertentu terkait Covid-19 oleh para pejabat dinilai sebagai bukti motif ekonomi lebih kental daripada fokus penanganan pandemi.
BPOM berwenang terkait izin edar obat, termasuk obat yang diklaim sebagai terapi Covid-19, lewat pengujian yang saintifik. (Foto: Diolah dari iStockphoto/ADragan)

Ahli Farmasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) I Ketut Adnyana memperingatkan bahaya tekanan terhadap BPOM terkait izin obat terapi Covid-19 bagi masyarakat.

"Bahayanya kalau BPOM didesak meloloskan suatu obat tanpa melewati proses metodologi good pharmacological practice,"

"Apabila tanpa melalui proses metodelogi yang tepat, maka tidak bisa dijamin kualitas, keamanan dan efikasi dari obat tersebut. Apabila ini diabaikan, tentu tugas utama Badan POM melindungi rakyat Indonesia akan dilanggar," urai dia, dalam keterangan tertulisnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketut pun meminta urusan obat ini diserahkan ke lembaga yang sesuai dengan tugasnya.

"Mari kita saling menghormati dan menghargai secara profesional tugas masing-masing lembaga dalam membangun bangsa ini. Semua lembaga mempunyai peran dan tugas yang sama pentingnya dalam membangun bangsa ini, tanpa perlu ada yang mengklaim paling berjasa atau dominan," kata dia.

Senada, Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengingatkan pemerintah untuk mengacu pada ahlinya terkait Covid-19.

"Obat kan pertimbangannya dokter. Tergantung kondisi klinis. Pemerintah ya harus tergantung pada pusat layanan medis. Bukan sebaliknya," ujar dia.

Obat Keras

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati mengatakan kadar Covid-19 bervariasi pada tiap orang. Alhasil, tak semua pasien perlu mengonsumsi obat-obatan.

"Kita ikuti saja sebenarnya panduan terapi yang sudah disusun oleh lima organisasi profesi dokter jadikan panduan itu, dikatakan lima organisasi profesi itu yang ringan Covid-19-nya enggak perlu pakai antivirus, makanan dan minum sehat saja," kata dia.

Dicky mengatakan tak semua kasus Covid-19 perlu diberikan obat.

Infografis cara ampuh cegah covid-19Infografis cara ampuh cegah covid-19. (Foto: CNN Indonesia/Fajrian)

"Untuk membantu pemulihan memang ada beberapa kasus yang memang perlu diberikan, tapi ini kan tidak semuanya. Sebaiknya memang penggunaan obat sekali lagi harus berbasis layanan kesehatan," kata dia.

Ketut Adnyana pun mewanti-wanti bahaya praktik swamedikasi atau self medication tanpa petunjuk dokter. Apabila digunakan secara salah, efek terapi dari obat terkait tidak tercapai.

Diketahui, belakangan ramai penggunaan resep obat Covid-19 yang beredar di media sosial.

"Bahkan bisa membahayakan dengan efek samping dan bisa mengancam jiwa," kata Ketut, yang juga merupakan anggota Indonesian Young Scientist Forum itu.

(tst/arh)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER