Vaksinasi Lansia Berjalan Lambat, Komorbid Jadi Kendala

CNN Indonesia
Senin, 19 Jul 2021 11:58 WIB
Sejumlah daerah masih menemui kendala program vaksinasi Covid-19 untuk lansia. Kondisi kesehatan menjadi salah satu faktornya.
Sejumlah lansia ikut vaksinasi Covid-19 di Gedung Serbaguna Transito, Jakarta, Kamis, 15 April 2021. (CNN Indonesia/ Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah daerah masih menemui kendala dalam program vaksinasi untuk lanjut usia (lansia). Kondisi kesehatan lansia menjadi salah satu faktor mereka belum mendapat vaksinasi Covid-19.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak. Menurut dia, kondisi penyerta para lansia itu membuat mereka jadi berpikir ulang untuk menerima vaksinasi.

"(Program vaksinasi) lansia lambat sekali. Kendalanya bukan willingnes, tapi kondisi komorbid ini sudah banyak yang tahu. Tahu punya hipertensi, punya diabetes, punya asma segala macam," kata Emil dalam sebuah diskusi virtual, Minggu (18/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, para lansia ini mengukur kekuatan tubuh mereka sebelum menerima vaksinasi. Di sisi lain, tidak ada jawaban jelas ketika lansia berniat menjalani vaksinasi.

"Ada orang tua, asma, enggak ada jawaban klir. Kata-kata yang keluar, kalau sudah enggak kambuh lagi (boleh vaksin), kalau masih kambuh tiap hari bagaimana? Tapi ada yang bilang divaksin saja, aman," ujarnya.

Selain itu, banyak lansia yang belum menerima vaksin karena beranggapan mereka kerap berada di rumah. Namun, Emil menegaskan, lansia tetap harus mendapat vaksinasi karena masih berisiko terpapar virus corona dari anggota keluarga yang masih sering keluar rumah untuk bekerja.

Wali Kota Bogor Bima Arya juga menyampaikan hal serupa. Menurut dia, program vaksinasi lansia di Kota Bogor saat ini terganjal masalah tersebut.

"Karena lansia banyak komorbid. Di Kota Bogor, dari sekitar 800 ribu, kita sudah capai 27 persen. Semua progresif, kecuali lansia, karena memang banyak komorbidnya. Jadi agak stagnan di angka 50 persen," tutur Bima.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti dalam kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa timbul masalah dalam program vaksinasi lansia di Jakarta.

Padahal, mulanya program vaksinasi lansia di Jakarta sempat berjalan cukup optimal sampai 40 persen dari sasaran vaksinasi lansia sudah berhasil divaksin.

"Begitu 40 persen, itu melambat. Ketika kita sikapi, ada survei kecil-kecilan, yang jadi masalah adalah akses lansia terhadap vaksin, tempat layanan," ungkap Widyastuti.

Kemudian, masalah lainnya yakni, informasi mengenai vaksinasi lansia tidak tersebar dengan cepat kepada lansia. Belum lagi penduduk Jakarta yang heterogen menjadi tantangan tersendiri bagi DKI untuk memvaksinasi lansia.

"Pendekatannya tentu berbeda dengan suatu daerah yang relatif homogen. Ini yang perlu kita sikapi, ketika membuat komunikasi risiko kepada lansia, pendekatannya harus disesuaikan dengan kearifan lokal setempat," ujarnya.

Dia mengakui capaian vaksinasi lansia mentok sekitar 68-70 persen. Beberapa kendala yang ditemui hampir sama dengan dengan daerah lain seperti di Jatim dan Bogor.

"Karena lansia dengan berbagai komorbid, penyakit-penyakit generatif, sehingga kehati-hatian jadi penting bagi keluarga untuk melindungi lansia-nya," kata Widyastuti menambahkan.

Cover Infografis Melihat Cara Vaksin BekerjaCover Infografis Melihat Cara Vaksin Bekerja. Foto: Dok. Satgas Covid-19
(dmi/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER