Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkap sejumlah alasan kematian pasien Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah tinggi. Ia menyebut setidaknya ada tiga penyebab yang sudah diidentifikasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Pertama, banyak masyarakat yang takut melapor saat positif Covid-19. Ganjar menyebut hal itu menyulitkan Pemerintah Provinsi untuk mengawasi atau membantu pasien Covid-19.
"Tidak semua mau didata, takut. Maka akhirnya sering kali muncul di media orang isolasi mandiri meninggal. Karena apa? Kita tidak bisa memantau. Karena apa? mungkin belum lapor," ujar Ganjar dalam program #CHATROOM di Instagram CNN Indonesia, Jumat (23/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan berikutnya adalah banyak pasien Covid-19 di Jawa Tengah memiliki penyakit bawaan atau komorbid. Kondisi itu bisa menambah parah keadaan pasien.
Ganjar juga mengakui ada faktor ketersediaan tempat di rumah sakit. Ia juga berkata ada rumah sakit yang kekurangan pasokan oksigen.
"Ada juga beredar kabar, saya sih belum mendapat secara langsung, tapi beredar kabar di media, kekurangan oksigen. Ada banyak cerita lah," ucap Ganjar.
Politikus PDIP itu mengungkap bahwa pihaknya masih terus mencari cara mengatasi tingkat kematian tinggi di Jawa Tengah. Ia telah meminta pandangan sejumlah pakar untuk mencari solusi atas masalah ini.
"Kami betul-betul sedang mencari kenapa dan tanya kepada pakar bagaimana cara treatment-nya agar angka kematian bisa kita tekan. Secara dini sih yang paling bagus katanya vaksin," katanya.
Hari ini, Jawa Tengah jadi provinsi yang melaporkan kematian terbanyak. Ada 446 orang pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Jawa Tengah.
Sejak pandemi melanda, sudah ada 16.212 orang di Jawa Tengah yang meninggal dunia karena Covid-19. Jumlah itu menempatkan Jawa Tengah sebagai provinsi dengan catatan kematian akibat virus Corona nomor dua terbanyak di Indonesia.
(dhf/psp)