Pakar soal Cara Turunkan Kasus Kematian: Lockdown Jawa-Bali
Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo mengatakan kasus kematian Covid-19 di Indonesia bisa menurun dengan menerapkan lockdown atau karantina wilayah Pulau Jawa dan Bali, bukan dengan menambah kapasitas rumah sakit (RS).
"Ibaratnya seperti menambal atap bocor. Pemerintah sekarang meluaskan kapasitas RS itu ibarat pakai ember buat nampung kebocoran," kata Windhu saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (27/7).
"Tapi kalau kebocoran (kasus positif) tidak tertangani, dalam artian tidak diputus mata rantainya, ya akan meluber bocornya ke lantai, artinya kematian makin tinggi," imbuhnya.
"Yang paling penting adalah menambal atap bocor itu, dengan kebijakan yang proper, yaitu lockdown di daerah dengan satu kesatuan epidemiologi, seperti Jawa-Bali," cetus dia.
Sebelumnya, pemerintah pusat dan sejumlah pemerintah daerah berupaya menambah alokasi bed di rumah sakit untuk mengatasi lonjakan kasus Covid-19.
Windhu menyebut strategi pemerintah menerapkan PPKM Darurat tak terbukti bisa melandaikan kasus Covid-19. Kasus positif terus naik, saat yang sama kasus kematian masih di atas angka 1.000 kasus per hari.
Namun, kata Windhu, pemerintah justru melonggarkan PPKM Darurat. Menurutnya, penerapan PPKM dengan level 1-4 yang saat ini diterapkan bakal membuat kasus positif dan kasus kematian Covid-19 semakin menanjak.
"Sekarang kan malah dilonggarkan, namanya PPKM tetap, tapi longgar, ya kasus akan naik terus kalau begitu," katanya.
Perbanyak Tes PCR
Terpisah, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra meminta pemerintah agar tetap meningkatkan angka testing di saat kasus positif dan kasus kematian meningkat.
Menurutnya, semakin banyak kasus ditemukan, semakin cepat kasus ditangani. Pemerintah juga mesti memastikan kesiapan rumah sakit untuk kemungkinan lonjakan kasus Covid-19.
"Satu-satunya cara menangani kasus kematian ini adalah dengan meningkatkan cakupan testing, jangan sampai turun. Semakin cepat diketahui, semakin cepat ditangani," kata Hermawan.
Perihal PPKM, Hermawan senada dengan Windhu. Menurutnya PPKM saat ini harus semakin diperketat bukan direnggangkan. Penerapan pembatasan mobilitas masyarakat yang ketat akan memutus mata rantai penularan, sementara PPKM hanya melandaikan sementara.
"Mestinya memang lebih ketat di saat-saat seperti ini," ujarnya.
Kasus kematian Covid-19 melonjak signifikan memasuki Juli 2021. Kasus kematian bahkan melebihi 1.000 kasus dalam sehari sebelas hari beruntun. Rekor kasus kematian terjadi pada 23 Juli dengan 1.566 orang meninggal.
Hingga kemarin, berdasarkan data Satgas Covid-19, total penduduk Indonesia yang meninggal akibat virus corona mencapai 84 ribu orang lebih. Provinsi Jatim menjadi penyumbang terbanyak kasus kematian.
(mln/fra)