Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diberlakukan sejak 3 Juli lalu berhasil menekan laju penyebaran Covid-19. Pihaknya mengklaim bahwa puncak kasus Covid-19 sudah terlewati.
"Ibarat naik ke puncak gunung, sekarang kita masih turun gunung. Tetapi kita masih di bukit, belum ke jalan, kalau kawahnya (puncak) telah lewat," kata pria yang akrab disapa Emil itu dalam kegiatan Japri di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (28/7).
Mantan Wali Kota Bandung ini berujar, penurunan kasus Covid-19 karena PPKM telah berhasil menekan pergerakan masyarakat. Sehingga penyebaran kasus dapat ditekan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau tidak berhasil (PPKM), kita masih mendaki. Tapi itu (titik puncak) sudah lewat walau sekarang posisinya mungkin masih dua pertiga (turun gunung)," ujarnya.
Emil mencontohkan bahwa sebelum PPKM diberlakukan, rasio keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabar telah mencapai 91 persen. Saat itu lonjakan kasus aktif Covid-19 terus meningkat per harinya sehingga menyebabkan BOR rumah sakit tinggi.
Adapun per 28 Juli 2021, angka BOR rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabar telah menyentuh 62,44 persen. Namun, untuk diketahui penurunan terjadi setelah adanya peningkatan kapasitas tempat tidur khusus Covid-19 dan adanya ruang isolasi terpusat di hotel maupun gedung instansi pemerintah.
Emil berharap angka BOR tersebut terus menurun hingga pada kondisi sebelum Idulfitri yaitu di bawah 30 persen.
"Artinya lambat laun PPKM di Jabar mengurangi mobilitas warga yang atas ketaatannya berhasil menurunkan zona (kedaruratan)," ujarnya.
Selain itu, Emil menyebutkan bahwa dari 27 kabupaten/kota di Jabar saat ini sebanyak 15 daerah di antaranya turun status kedaruratannya ke zona oranye atau risiko penularan sedang. Sehingga zona merah tersisa 12 daerah. Dibandingkan awal PPKM darurat, zona merah di Jabar mencapai 21 daerah.
"Memang data tambahan (harian) itu masih tercampur dengan kasus lama, seperti kemarin. Hari ini pak sekda melaporkan ada kasus 8 ribu, tapi 2 ribu masih (tercampur) data lama. Tapi yang konkrit data harian itu, ketika memonitor data rumah sakit," ungkap Emil.
Minta 3 Juta Vaksin
Di sisi lain, Emil meminta pemerintah pusat untuk mengirimkan minimal tiga juta dosis vaksin Covid-19 pada Agustus mendatang untuk mempercepat progres vaksinasi di Jabar.
"Kapasitas kita 110 ribu per hari. Untuk mengejar target vaksinasi Desember, kita perlu naik 300 ribuan per hari. Kita minta minimal tiga juta vaksin untuk disiapkan pemerintah pusat Agustus," kata dia.
Emil mengatakan, Pemprov Jabar terus mendorong agar vaksinasi dilakukan lebih cepat untuk segera membentuk kekebalan komunitas. Di antaranya, dengan menggelar sentra vaksinasi di berbagai dan menjadikan ambulans sebagai mobil vaksinasi.
"Daerah yang paling bagus itu ada korelasi antara vaksinasi yang tinggi dan tingkat kematian yang rendah, yakni Kota Cirebon dan Kota Bandung. Daerah yang masih harus ditingkatkan Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kota Banjar, Sukabumi itu persentasenya agak rendah," ujar Emil.
Saat ini angka vaksinasi dosis 1 di Jabar telah mencapai 5.618.449 dan dosis 2 telah mencapai 2.608.721. Angka vaksinasi itu termasuk vaksin untuk lansia, petugas publik, SDM kesehatan, masyarakat umum dan usia 12-17 tahun.