Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan pemerintah tengah dalam tahap finalisasi dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk membangun global hub atau pusat produksi vaksin virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Budi menyebut proyeksi produksi vaksin covid-19 di Indonesia ini akan mengembangkan metode pembuatan vaksin berbasis DNA dan mRNA. Ia menyebut, pemilihan teknologi itu lantaran saat ini sistem kesehatan global dirasa perlu mengembangkan kedua teknologi itu untuk pembuatan vaksin covid-19.
"Saya sedang dalam finalisasi dengan WHO untuk bisa membangun global hub untuk vaksin dengan teknologi nucleic acid, mRNA atau DNA di Indonesia," kata Budi dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Faculty of Medicine Universitas Airlangga, Jumat (30/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi lantas meminta agar FK dan FKM Universitas Airlangga (Unair) juga ikut membantu dalam menerjunkan ahli biologi molekuler untuk ikut melakukan sejumlah penelitian dan pengembangan vaksin covid-19 di Indonesia ini.
Pun menurutnya, vaksin covid-19 Merah Putih yang memiliki progres tercepat di antara enam universitas maupun lembaga pengembang vaksin Merah Putih lainnya. Adapun teknologi vaksin covid-19 yang dikembangkan oleh Unair adalah inactivated virus ditambah dua metode next generation yang lebih mutakhir.
"Saya sangat berharap, teman-teman ahli biologi molekuler Unair bisa bersama-sama dengan Kemenkes. Kita meyakinkan WHO dan juga mendorong agar penentuan global manufacturing hub untuk teknologi vaksin mRNA ini bisa dilakukan di Indonesia," kata dia.
Usulan Indonesia sebagai pusat produksi vaksin covid-19 ini juga sempat disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di WuYi awal April 2021. Retno mengatakan, Indonesia telh mengusulkan untuk menjadi global hub vaksin covid-19 di Asia Tenggara.
Dalam pertemuan itu, keduanya membahas penguatan dalam kemitraan vaksin baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Retno mengatakan bahwa ide terkait kerja sama jangka panjang itu akan dibahas lebih lanjut, namun secara prinsip, China telah menyatakan dukungannya terhadap inisiatif Indonesia itu.
Saat ini teknologi vaksin yang dimiliki Indonesia lewat Bio Farma berbasis virus yang dilemahkan, serta berbasis protein, yaitu dari beberapa jenis protein virus kemudian dimasukkan ke tubuh manusia. Teknologi ini seperti yang digunakan produsen vaksin Covid-19 Sinovac an Sinopharm dan AstraZeneca (adenovirus).
Sementara dua vaksin lain yang banyak digunakan di Amerika Serikat maupun Eropa, yaitu vaksin dari BioNTech/Pfizer ataupun Moderna, menggunakan teknologi mRNA.
Tanpa menguasai teknologi dan alat produksi vaksin mRNA, maka Indonesia tidak bisa memproduksi sendiri vaksin jenis tersebut.
(khr/gil)