Rektor IAIN Madura Mohammad Kosim membantah tudingan mahasiswa bahwa akhir-akhir ini rektorat enggan menemui pendemo. Ketidakhadiran Kosim menemui pendemo disebut lantaran sedang sakit sehingga tidak bisa beraktivitas.
"Saya kebetulan sakit, malah saya takut Covid, sehingga tidak berani pergi kemana-mana, tapi sudah saya tugaskan wakil rektor dan dekan untuk menemui mereka, tapi ternyata kehadiran mereka ini ditolak mahasiswa," kata Kosim dalam keterangannya, Sabtu (31/7).
Kosim sendiri meski tidak hadir langsung menemui pedemo di aksi-aksi sebelumnya, ia sudah menyiapkan pernyataan untuk disampaikan lewat video konferensi. Akan tetapi kehadiran pegawai rektorat yang ditugaskan ditolak, sehingga timbul tudingan kampus terkesan tidak menemui pedemo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan wakil rektor dan dekan yang ditugaskan ditolak kasar," ungkapnya.
Kosim menyatakan, uang kuliah tunggal (UKT) selama proses daring yang diminta mahasiswa untuk memberi potongan tinggi, pihaknya dirasa sudah memenuhi semua tuntutan pedemo. Potongan di antaranya menaikkan 5 persen, sehingga ada yang 20 persen, 25 persen, bahkan 30 persen.
Potongan tersebut menurutnya, bisa jadi potongan tertinggi di Indonesia di bandingan dengan kampus perguruan tinggi agama lain. Sebab satu-satunya yang dapat mengatur dan menaikkan potongan uang kuliah hanya di IAIN Madura.
"Sementara bagi keluarganya yang sakit dan meninggal akibat Covid-19, kampus free, menggratiskan tanpa uang kuliah," ujarnya.
Meski sudah diberi kebijakan tersebut, ternyata kata Kosim, mahasiswa masih kembali mendesak untuk kembali melakukan pemotongan. Cara-cara yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan aksi sebelumnya, yakni mereka tetap ada yang merusak fasilitas kampus.
Sebelumnya, mahasiswa di bawah kendali Dewan Mahasiswa Kampus dengan sejumlah organisasi mahasiswa intra kampus merusak sejumlah fasilitas kampus di IAIN Madura di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, pasca dua kali berturut-turut aksinya tidak ditemui rektorat.
Aksi anarkis tersebut terekam dalam video amatir yang menyebar luas di jagat media sosial. Fasilitas yang dirusak di antaranya, pos satpam dibakar, kaca gedung dipecahkan, dan membakar ban di setiap titik-titik fakultas.
(nrs/chs)