Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sebanyak 50 persen kasus kematian nasional terkait Covid-19 disumbang oleh 20 kabupaten kota di Jawa.
Budi menyampaikan data tersebut diambil selama PPKM Level 4 diterapkan pada 19-25 Juli 2021.
"Khususnya angka kematian memang tinggi. Kami analisa dari 20 kabupaten/kota terbesar di Jawa ini menyumbangkan 50 persen kasus kematian," kata Budi dalam webinar, Senin (2/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur menjadi provinsi dengan sumbangan kasus kematian terbanyak.
Di Jawa Barat, Purwakarta dan Karawang mencatat total kasus kematian terbanyak selama 19-25 Juli. Purwakarta menyumbang 216 kasus kematian, sementara Karawang 130 kasus kematian.
Kemudian ada 9 kabupaten kota di Jawa Tengah mencatat kasus kematian tinggi.
Pertama, Kota Semarang dengan 340 kasus kematian, disusul Sragen 186 kasus kematian, Sukoharjo 163 kasus kematian, Wonogiri 153 kasus kematian.
Kemudian ada Kota Solo dengan 120 kasus kematian, Banjarnegara 107 kasus, Kebumen 101 kasus, Klaten 92 kasus, dan Karanganyar 92 kasus kematian.
Selanjutnya 9 kabupaten kota di Provinsi Jawa Timur dengan sumbangan kasus kematian terbanyak. Rinciannya, Jember 185 kasus, Kota Surabaya 162 kasus, Jombang 149 kasus, Trenggalek 136 kasus, Bojonegoro 122 kasus.
Daerah lainnya yakni Bondowoso 114 kasus, Situbondo 108 kasus, Blitar 104 kasus, dan Bangkalan 93 kasus.
Total kasus kematian di 20 kabupaten kota tersebut sebanyak 2.873 kasus selama penerapan pertama PPKM Level 4 di Jawa-Bali.
Lihat Juga : |
Budi juga menemukan ada perbedaan lama waktu perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit. Dari data Kemenkes, rata-rata pasien Covid-19 meninggal di rumah sakit setelah 4 hari menjalani perawatan.
"Mereka lebih singkat ada di RS sebelum wafat. Bahwa sebelumnya kematian itu terjadi rata-rata 8 hari dirawat, sekarang 4,8 hari. Jadi lebih cepat," kata Budi.
Pihaknya juga menemukan banyak kasus kematian pasien Covid-19 IGD rumah sakit. Padahal sebelumnya, kasus kematian pasien Covid-19 biasanya terjadi di ICU atau ruang isolasi.
"Dulu hampir tidak ada kematian di IGD. Orang datang sakit masuk IGD, diperiksa, tunggu sebentar ada kamar, kondisi memburuk, dia masuk ICU, jadi kebanyakan kasus yang dulu meninggal di ICU. Tapi dalam tiga bulan terakhir kami amati di IGD justru kematiannya tinggi," jelasnya.
Survei di 31 RS vertikal Kemenkes sejak Mei-Juli menunjukkan kasus meninggal di IGD mengalami kenaikan.
Pada Mei, dari 2.433 kasus pasien masuk IGD, tercatat 3,7 persen pasien meninggal atau sekitar 89 orang. Angkanya kemudian naik pada Juni, sebanyak 5.897 pasien masuk IGD ada 12,4 persen atau 733 kasus meninggal dunia.
Pada Juli, angka pasien masuk IGD semakin meningkat. Tercatat 7.545 pasien masuk IGD, dari angka tersebut 20 persen di antaranya atau 1.512 orang meninggal.
"Kami teliti di IGD kenapa banyak yang wafat, ternyata sebagian besar karena saturasi oksigen pada saat masuk sudah rendah sekali, banyak pasien masuk rumah sakit dalam kondisi saturasi di bawah 90 persen," tutur Budi.
Angka kasus meninggal nasional pernah mencetak rekor tertinggi dengan penambahan 2.069 kasus pada 27 Juli.
Terakhir pada Minggu (1/8) kasus kematian bertambah 1.064 kasus sehari. Menurut data Satgas Covid-19, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta, menjadi daerah dengan penambahan kasus terbanyak nasional. Total kasus kematian di Indonesia sebanyak 95.723 kasus.
![]() |