Sepasang anak kembar asal Pendowoharjo, Sewon, Bantul, DIY, menjadi yatim piatu usai kedua orang tua beserta anggota keluarga lainnya meninggal dunia akibat Covid-19.
Kedua bocah berusia 13 tahun itu ditinggal pergi selama-lamanya oleh ayah, ibu, kakak, dan neneknya sepanjang akhir Juli 2021 lalu.
"Dalam 5 hari kehilangan orang tuanya kehilangan kakaknya, kehilangan neneknya. Kehilangan 4 orang," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY Erlina Hidayati Sumardi saat dihubungi, Rabu (4/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, kedua anak itu saat ini juga tengah dalam kondisi terpapar Covid-19. Mereka saat ini menjalani isolasi mandiri di kediaman pamannya.
"Biasanya kan si anak dua-duanya di pesantren di Lendah, tapi ketika pesantrennya muncul kasus Covid-19 kan dipulangkan semua santri," kata Erlina.
"Nah kami belum tahu apakah si anak yang tadinya OTG menularkan atau keluarganya sudah dapat di situ (terpapar terlebih dahulu). Saya belum tahu benar info fixnya. Tapi satu keluarga itu kena semua," sambung dia.
DP3AP2 DIY kendati tetap memastikan kebutuhan atau hak-hak kedua anak tersebut terpenuhi. Dimulai dari pendampingan psikologi secara daring.
Si kembar ini hanya sekian dari ratusan anak di DIY yang kehilangan orangtuanya akibat terpapar Covid-19. Berdasarkan hasil pendataan sementara DP3AP2 tercatat setidaknya ada sekitar 150 anak di DIY yang bernasib serupa.
"Ada yang yatim piatu artinya sekaligus dua-duanya orang tuanya meninggal, ada yang salah satu," kata Erlina.
Menurut Erlina, angka tersebut masih berpotensi membengkak seiring berjalannya proses pendataan dan pandemi yang belum terlihat ujungnya. Selain itu pihaknya masih melalukan kroscek kepada lembaga pengumpul data lain, seperti Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA); Muhammadiyah; dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
(kum/asa)