PDIP soal Elektabilitas Puan Rendah: Pemilu Masih Jauh
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Arteria Dahlan mengaku tak ambil pusing dengan masih rendahnya tingkat elektabilitas salah satu pimpinan mereka, Puan Maharani, dalam survei calon presiden 2024.
Berdasarkan hasil survei Indostrategic, tingkat elektabilitas Puan masih 0,6 persen. Angka itu lebih kecil dibanding sejumlah tokoh lain, termasuk kader PDIP Ganjar Pranowo yang memiliki elektabilitas 8,1 persen.
"Kami santai saja, karena kami kan belum bergerak, Mbak Puan pun belum sama sekali bergerak, beliau masih sibuk urus Covid," kata Arteria dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/8).
Indostrategic menyampaikan hasil survei mereka yang digelar pada 23 Maret hingga 1 Juni 2021. Survei tersebut menggunakan metode multistage random sampling terhadap 2.400 responden dari 34 provinsi dengan margin of error 2 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dari hasil survei, tersebut menempatkan Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai tokoh dengan tingkat elektabilitas tertinggi, 17,5 persen.
Kemudian menyusul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan tingkat elektabilitas 8,1 persen. Sementara, tingkat elektabilitas Puan jauh dari dua tokoh tersebut, bahkan tidak masuk dalam 10 besar.
Menurut Arteria, dengan kondisi pandemi saat ini, tiga pilar partai yang berada di eksekutif, legislatif, maupun struktur partai tidak terlalu ambil pusing dengan hasil-hasil survei.
Menurutnya, saat ini, seluruh pihak masih memikirkan bagaimana agar Indonesia bisa keluar dari ancaman pandemi Covid-19. Lagipula, menurut anggota Komisi III DPR RI itu, Pemilu 2024 masih jauh.
"Lagian pemilu masih jauh bukan? Enggak apa-apa kalau hasil survei seperti itu," imbuhnya.
Arteria juga mengingatkan bahwa hasil-hasil survei tidak menentukan pemenang Pilpres 2024. Ia pun mengingatkan sejarah bahwa pada Pilgub Jawa Tengah 2013, tingkat elektabilitas Ganjar juga masih kecil, bahkan tidak sampai 5 persen.
"Tapi melalui kepemimpinan Panglima Tempur dalam Pilkada Jateng yang waktu itu dipimpin oleh Mbak Puan, toh beliau menang mutlak jadi Gubernur terpilih," paparnya.
Lihat Juga : |
Baliho Tak Terkait Pilpres 2024
Dalam beberapa hari terakhir, pemasangan baliho maupun billboard Puan di sejumlah daerah mendapat sorotan. Sejumlah pihak menilai pemasangan baliho tersebut bertujuan untuk mengerek tingkat elektabilitas Puan menuju Pilpres 2024.
Arteria membantah anggapan tersebut. Ia menegaskan bahwa pemasangan baliho maupun billboard Puan di sejumlah daerah itu tak terkait sama sekali dengan Pilpres 2024.
"Pemasangan baliho maupun billboard itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan Pemilu Presiden 2024," ujar Arteria.
Menurut Arteria secara pribadi, pemasangan baliho Puan itu merupakan bentuk kebanggaan para kader PDIP atas prestasi Puan. Ia menyebut bahwa Puan merupakan perempuan pertama yang memimpin DPR.
Apalagi, kata dia, Puan masih merupakan keturunan trah Soekarno, presiden pertama Indonesia.
"Pastinya billboard ini menjadi pelecut semangat tim pemenangan, agar dapat semakin giat dan mendekatkan jiwa raganya kepada rakyat. Saya selalu katakan tidak ada perjuangan yang sia-sia, hari ini kalian sudah membuat sejarah," ujar dia.
Arteria juga menyampaikan bahwa pemasangan baliho maupun billboard Puan di sejumlah daerah itu bersifat internal. Selain itu, pemasangan baliho tersebut menurutnya lebih kepada posisi Puan sebagai Ketua DPR.
"Dimaknai terkait dengan posisi beliau sebagai ketua DPR, bukan yang lain, apalagi terkait dengan pemilu presiden," ujar Arteria.
Sebab, menurutnya, keputusan siapa yang akan diusung PDIP dalam Pilpres 2024 merupakan hak prerogatif Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Seluruh kader harus mematuhi hal tersebut.
"Karena kalau di PDI Perjuangan, kami semua patuh dan tegak lurus konstitusi partai yang telah memberikan kewenangan penuh kepada Ibu Ketua Umum untuk memutus siapa yang akan dicalonkan," tutur Arteria.
"Tugas kami mengawal, mengamankan dan memastikan siapapun yang dicalonkan untuk menang dalam pemilu 2024," ujarnya menambahkan.