Jakarta, CNN Indonesia --
Ratusan anggota DPR fraksi PDIP mendengarkan arahan Bambang Wuryanto dengan saksama dalam rapat internal pada 18 Juni lalu. Rapat dihelat di Ruang KK2 Gedung Nusantara DPR, Jakarta.
Bambang Wuryanto yang akrab disapa Bambang Pacul memberikan arahan tentang pemasangan baliho dan billboard bergambar Puan Maharani. Selain Bambang Pacul, Ketua Fraksi Utut Adianto dan Puan Maharani ikut duduk di podium.
Semua peserta rapat begitu serius mendengarkan arahan karena berkenaan dengan popularitas dan elektabilitas Puan Maharani, putri dari Ketua Umum mereka, yakni Megawati Soekarnoputri. Selain itu, gaya penyampaian Bambang Pacul yang berapi-api pun membuat mereka sulit memalingkan perhatian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut salah satu peserta rapat, 127 anggota fraksi PDIP begitu fokus lantaran ada kepentingan persiapan Pilpres 2024 di balik pemasangan baliho Puan. Setelah itu dan hingga hari ini, masyarakat akrab dengan baliho bergambar wajah Ketua DPR itu.
Bambang Pacul membenarkan ada rapat tentang arahan pemasangan baliho bergambar Puan. Namun ia mengklaim misi itu mulanya berasal dari usulan para kader yang kemudian disepakati bersama.
Dengan kata lain, pemasangan baliho Puan tidak murni berasal dari inisiatif partai. Meski begitu, pada akhirnya misi pemasangan baliho pun dibuat formal oleh partai dan perlu dijalankan seluruh anggota DPR Fraksi PDIP.
"Itu kan awalnya datang usulan dari kawan kawan anggota fraksi waktu ngumpul di lantai 7, kemudian kami sepakat dibawa ke rapat pleno fraksi, terus diputuskan bersama. Terus kalau ada yang mempersepsikan bahwa itu untuk menaikkan elektoral Mbak Puan ya monggo saja, enggak ada masalah," kata Bambang Pacul saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (5/8).
 Baliho Ketua DPR yang juga petinggi PDIP Puan Maharani dipasang di berbagai lokasi (CNN Indonesia/Rosyid) |
Desain Ditentukan Partai
Perihal desain, ada dua yang ditentukan oleh fraksi PDIP. Kedua jenis desain mengandung tujuan yang sama, yakni mengenalkan serta meningkatkan ingatan masyarakat terhadap sosok Puan Maharani.
Desain pertama bergambar sosok Puan Maharani mengenakan kebaya berwarna merah dengan tulisan Kepak Sayap Kebhinekaan. Sudah bisa ditemukan di berbagai lokasi. Bahkan tak sedikit yang sudah dicoret-coret warga.
Desain kedua memuat foto Puan Maharani mengenakan pakaian adat Jambi dengan tagline Jaga Iman, Jaga Imun, Insyallah Aman Amin. Saat ditanya apa maksud dibalik desain dan tagline tersebut, Bambang Pacul mengatakan ada dua isu yang ingin disampaikan melalui baliho dan billboard tersebut.
"Yang pertama itu isu sekarang yaitu isu Covid-19, sementara isu masa depannya adalah Puan Maharani ingin memaknai Bhineka Tunggal Ika, makanya ditulis Kepak Sayap Kebhinekaan, dalam artian Mbak Puan ingin mengajak semua bekerjasama tanpa membedakan suku agama dan ras," kata Bambang.
Soal tagline Jaga Imun dan Jaga Iman Insyallah Aman, Bambang Pacul enggan menjawab gamblang saat ditanya perihal upaya mendekatkan sosok Puan Maharani ke kelompok Islam yang resisten terhadap putri Megawati Soekarnoputri tersebut.
"Bahwa resistensi selalu ada kepada setiap tokoh manapun, dengan alasan apapun," ujar Pacul kepada CNNIndonesia.com.
Biaya Ditanggung Kader
Pemasangan baliho dan billboard dilakukan sejak 15 Juli hingga 15 September 2021 dengan biaya dibebankan kepada anggota DPR RI Fraksi PDIP. Desain baliho dan billboard ditentukan oleh partai.
Namun, sejumlah politikus partai banteng mengeluhkan instruksi tersebut. Terutama berkaitan dengan dana yang harus mereka tanggung. Akan tetapi, tak ada satu pun yang berani menyampaikan penolakannya secara terbuka.
Tak sedikit dari mereka yang merasa terbebani. Terlebih, partai pun meminta mereka menyiapkan paket sembako dan menyelenggarakan program vaksinasi massal serta dapur umum untuk masyarakat di daerah pemilihannya masing-masing.
Bambang Pacul membenarkan soal biaya pemasangan baliho dan billboard yang dibebankan kepada kader PDIP. Namun Pacul menegaskan fraksi dapat membantu, jika ada anggota yang merasa terbebani biaya.
"Kami tidak pernah menyatakan berapa jumlah yang dipasang, tidak masang juga enggak apa-apa. Bagi anggota yang tidak mampu membiayai silakan bisa minta bantuan ke fraksi," jawab Bambang Pacul saat dikonfirmasi perihal keluhan anak buahnya.
 Selain menjadi korban aksi vandalisme coretan 'Open BO', baliho bergambar Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, yang tersebar di sejumlah daerah di Jawa Timur juga dicoret dengan tulisan 'PKI' dan 'Koruptor'(CNN Indonesia/ Farid) |
Partai Ingin Fokus di Pandemi
Sementara itu, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan calon presiden atau wakil presiden pada Pemilu 2024 mendatan ditentukan oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Berangkat dari ucapan Hasto, maka wajar jika publik berasumsi bahwa Puan Maharani belum pasti diusung di Pilpres 2024 mendatang. Terlebih, instruksi pemasangan baliho dan billboard pun berasal dari Fraksi PDIP di DPR, bukan dari DPP.
"Sedangkan berkaitan dengan calon presiden, Ibu Megalah yang diberi mandat Kongres dengan hak prerogatif untuk mengambil keputusan. Keputusan politik mengingat pilpres adalah pemilu rakyat, maka tentu saja Partai akan mendengarkan suara rakyat," kata Hasto saat dihubungi.
Hasto juga mengatakan bahwa fokus partai saat ini masih berkutat pada aktivitas membantu masyarakat yang terdampak pandemi virus corona. Dia tidak bicara soal tokoh yang akan diusung PDIP di Pilpres 2024 mendatang.
"Terkait pilpres, Belanda masih jauh. Tugas partai terus melakukan konsolidasi dalam seluruh aspek kehidupan dan menjadi terdepan dalam gerak kemanusiaan membantu rakyat di tengah pandemi," katanya.