77,7 Persen Sekolah Belum Punya Komputer dan Perangkat TIK
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat 77,7 persen sekolah dari jenjang PAUD sampai SLB belum memiliki komputer dan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) paling banyak.
"Satuan pendidikan kita ada 421 ribuan, yang paling banyak PAUD. Nah kemudian, yang memiliki TIK itu kira-kira baru total 22 persen dari jumlah semua satuan pendidikan," kata Sekjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbudristek Sutanto dalam acara yang disiarkan Youtube KOPEL Indonesia, Selasa (10/8).
Berdasarkan data yang dipaparkan Sutanto, dari 421.443 sekolah semua jenjang yang tercatat di Data Pokok Pendidikan (Dapodik), hanya 93.732 yang memiliki komputer dan perangkat TIK.
Kriteria sekolah memiliki TIK dibedakan untuk setiap jenjang. Pada jenjang PAUD, sekolah yang memiliki satu komputer sudah dihitung memiliki TIK. Sementara di jenjang SD sampai SMA harus ada minimal 15 komputer untuk masuk kategori sekolah memiliki TIK. SLB minimal 8 komputer.
Jenjang yang paling sedikit memiliki TIK adalah SLB, PAUD, dan SD. Tercatat hanya 5,8 persen atau 130 dari 2.229 SLB yang memiliki TIK. Kemudian 11,4 persen atau 23.305 dari 204.090 PAUD yang memiliki TIK. Lalu 15,6 persen atau 23.343 dari 149.243 SD yang memiliki TIK.
Sementara di jenjang SMP dan SMA kepemilikan TIK jauh lebih tinggi, yakni 78,7 persen atau 32.466 dari 41.229 SMP punya TIK dan 89,6 persen atau 12.509 dari 13.965 SMA memiliki TIK.
Kepemilikan TIK juga dicatat untuk jejang Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), yakni 17,2 persen atau 1.762 dari 10.241 PKBM punya TIK dan 59,9 persen atau 267 dari 446 SKB punya TIK.
Sebelumnya, Kemendikbudristek mengadakan program Digitalisasi Sekolah dimana sekolah bakal dibagikan laptop atau komputer dan paket TIK agar bisa mengejar pembelajaran digital.
Untuk mengupayakan program ini, Mendikbudristek Nadiem Makarim menganggarkan biaya hingga Rp17 triliun. Dimana tahun ini bakal dibelanjakan sebesar Rp3,7 triliun untuk pengadaan tahap pertama ke Sekolah Penggerak.