Pakar Khawatir Ganjil Genap Bikin Transportasi Umum Ramai

CNN Indonesia
Rabu, 11 Agu 2021 17:55 WIB
Ilustrasi. Pakar kesehatan dan epidemiologi khawatir penerapan kembali ganjil genap sebagai ganti penyekatan bisa membuat warga ramai pakai transportasi umum.(CNN Indonesia/Adi Maulana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pakar kesehatan dan epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai penerapan kembali ganjil genap di wilayah DKI Jakarta bisa mendorong masyarakat ramai menggunakan transportasi umum untuk bepergian.

Menurutnya, kondisi ini bisa menimbulkan potensi penularan Covid-19 jika strategi pengendalian pandemi belum diterapkan dengan maksimal di wilayah tersebut.

Sebelumnya, aturan ganjil-genap akan kembali diterapkan di 8 titik di DKI Jakarta mulai Kamis (12/8). Aturan ini menggantikan penyekatan di 100 titik yang sebelumnya diterapkan sepanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.

"[Dampak kebijakan ganjil-genap terhadap kondisi epidemiologi] tidak terlepas dari bagaimana intervensi 3T, 5M dan vaksinasi. Kalau tiga itu sidah memadai ini akan berdampak positif. Tapi kalau belum, ya ini nggak berdampak. Bahkan bisa sebaliknya, karena orang terpaksa ikut transportasi publik," tutur Dicky kepada CNNIndonesia.com, Rabu (11/8).

Dicky mengatakan dengan kondisi pandemi yang belum terkendali, kebijakan ganjil-genap tidak bisa diterapkan begitu saja. Ia menyarankan harus ada rekayasa yang juga dilakukan di lingkup transportasi publik.

Misalnya, dengan menambah kapasitas transportasi publik. Sehingga ketika masyarakat terpaksa menggunakan transportasi publik, protokol kesehatan bisa diterapkan dengan maksimal.

Strategi ini menurut Dicky juga diterapkan di kota-kota besar di negara lain. Ia mengatakan kebijakan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi di negara lain umumnya baru berdampak besar ketika pengendalian pandemi di wilayah itu juga baik.

Sementara berkaca pada pengalaman di DKI, Dicky menilai kebijakan ganjil-genap yang diterapkan selama pandemi tahun lalu tidak berdampak besar pada penurunan kasus Covid-19 secara menyeluruh.

Namun Dicky menekankan setiap kebijakan pembatasan mobilitas, khususnya pada lalu lintas dan transportasi, bisa berbeda dampaknya tergantung karakteristik masing-masing wilayah.



"Menurut saya artinya kebijakan ini perlu dievaluasi saja. Mungkin sekarang diterapkan oke, tapi kita lihat dampaknya. Apakah seperti tahun lalu?" tambah dia.

Lebih lanjut, Dicky menjelaskan selama pandemi masyarakat di kota-kota besar lebih banyak berpaling menggunakan kendaraan pribadi dibanding kendaraan umum.

Hal ini didukung oleh data yang didapat melalui studi di Jerman, Prancis, Amerika Serikat, Jepang dan China dengan judul Continental Mobility Study 2020.

Ia mengatakan studi mendapati terdapat peningkatan 20 persen dari pengguna kendaraan pribadi di kota-kota besar sepanjang pandemi. Sementara penggunaan kendaraan umum turun 40 persen.

Dicky menduga kondisi ini karena kendaraan pribadi dinilai lebih aman untuk mencegah penularan Covid-19 dibandin menggunakan kendaraan umum.

(fey/eks)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK