Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi tak menampik kabar soal vaksin Moderna yang saat ini menjadi rebutan di beberapa daerah untuk booster atau suntikan vaksin dosis ketiga.
Menurut Nadia, keinginan sejumlah daerah mendapat vaksin Covid-19 asal perusahaan farmasi Amerika Serikat, bukan tidak mungkin terjadi. Namun, katanya, pemerintah tetap telah mengatur distribusi dan peruntukkan vaksin tersebut.
"Itu mungkin saja ya, namun pedoman kan sudah jelas," kata Nadia melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Kamis (11/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nadia menegaskan, vaksin Moderna saat ini terlebih dahulu hanya akan diperuntukkan untuk booster vaksin tenaga kesehatan.
Pemerintah sedikitnya telah kedatangan sekitar 8 juta dosis vaksin moderna, yang akan digunakan untuk booster vaksin kepada sekitar 1,4 juta tenaga kesehatan. Sisanya, moderna, kata dia, akan digunakan untuk masyarakat umum dan ibu hamil. Namun, khusus masyarakat umum, moderna bukan untuk booster, melainkan suntikan normal alias dosis pertama dan kedua.
"Jadi tidak ada ya, untuk saat ini booster masyarakat umum, vaksin Moderna untuk masyarakat itu dosis satu dan dua," kata dia.
Kabar saling berebut moderna untuk booster bukan tanpa alasan. Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) mengungkap, alasan pihaknya menyarankan moderna, alih-alih kembali menggunakan sinovac untuk booster.
Ketua ITAGI, Sri Rezeki Hadinegoro menyebut, moderna saat dinilai menjadi vaksin yang paling efektif untuk menangkal varian baru Covid-19. Hasil penelitian terakhir oleh Tim Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung mengungkap vaksin antibodi Sinovac menurun pascaenam bulan penyuntikan.
Sinovac juga disebut kurang memiliki proteksi terhadap sejumlah varian baru, seperti delta. Oleh karena itu, menurut dia, penggunaan moderna saat ini dinilai lebih efektif, alih-alih kembali menggunakan sinovac.
"Moderna dikatakan dia juga kebal dan bisa mengatasi varian baru, maka sebaiknya untuk para nakes yang berhubungan dengan kasus [covid-19] langsung, itu kita berikan Moderna," katanya.
Lihat Juga : |
Sementara itu, sekitar 5,1 juta dosis moderna tengah dalam proses pengiriman ke sejumlah daerah. Beberapa daerah di Jawa, menjadi tujuan paling banyak pengiriman.
Hal itu, telah diatur lewat Surat Edaran (SE) Nomor SR.02.06II/2025/2011 yang ditandatangani oleh Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu pada 4 Agustus 2021 yang ditujukan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Tanah Air.
"Vaksin covid-19 Moderna diberikan sebanyak dua dosis dengan interval empat minggu sehingga vaksin yang dialokasikan pada minggu kedua Agustus 2021 ini untuk memenuhi kebutuhan dua dosis sekaligus," jelas Maxi.
Tiga provinsi tercatat menjadi wilayah paling banyak menerima moderna yakni Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang masing-masing akan menerima sekitar 500 ribu dosis.
Sedangkan, tiga provinsi paling sedikit, masing-masing yakni Papua, Kalimantan Tengah, dan Maluku Utara, yang akan menerima sekitsr 61 ribu dosis.
Dia mengatakan, vaksin moderna pada masyarakat umum bukan merupakan booster. Sehingga, katanya, moderna hanya akan diberikan kepada masyarakat yang belum pernah menerima dosis vaksin covid-19, baik dosis pertama maupun kedua.
(thr/ain)