Kemenkes Sebut Tes PCR Warga Bergejala Gratis di Puskesmas

CNN Indonesia
Senin, 16 Agu 2021 14:06 WIB
Petugas melakukan tes PCR kepada warga reaktif Covid-19 di Bambu Apus, Jakarta Timur. (CNN Indonesia / Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan menyampaikan pemeriksaan deteksi virus corona baik melalui metode tes polymerase chain reaction (PCR) maupun rapid test antigen diberikan secara gratis kepada warga yang merasakan gejala Covid-19.

Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan fasilitas itu bukan hanya untuk warga yang merasakan gejala Covid-19. Warga yang tergolong kontak erat dan suspek dapat mendatangi fasilitas kesehatan seperti Puskesmas untuk mendapat akses gratis pemeriksaan terkait Covid-19.

"Kalau ke Puskesmas akan diperiksa secara gratis, tetapi ini akan dirujuk ke laboratorium kesehatan daerah ya. Ini untuk yang tes terkait kontak erat, suspek covid-19, bergejala juga bisa," kata Nadia melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Senin (16/8).

Nadia menjelaskan tak seluruhnya warga yang datang ke Puskesmas dipastikan mendapat pemeriksaan tes PCR alias tes swab. Untuk mempercepat proses penapisan, warga juga dapat dites menggunakan rapid test antigen.

Rapid test antigen resmi digunakan sebagai media skrining awal Covid-19 di Indonesia sejak Februari 2021. Upaya itu dilakukan lantaran biaya dan waktu tunggu hasil rapid test antigen lebih cepat, meski 'gold standard' pemeriksaan Covid-19 sampai saat ini tetap tes PCR.

"Biasanya untuk memudahkan, menggunakan tes rapid antigen," kata dia.

Dengan ketetapan itu, Nadia menjelaskan bahwa instruksi Presiden Jokowi untuk menurunkan tarif tertinggi tes PCR di Indonesia itu ditujukan kepada pemeriksaan PCR untuk keperluan pribadi warga. Sedangkan untuk proses pelacakan kontak erat, pemeriksaan warga suspek dan bergejala diberikan secara gratis.

Jokowi meminta agar biaya pemeriksaan deteksi virus corona melalui tes PCR diturunkan menjadi Rp450 ribu hingga Rp550 ribu, dari yang awalnya Rp900 ribu. Nadia pun memastikan pihaknya akan segera mengeluarkan aturan baru pada Agustus ini, sesuai dengan instruksi Jokowi.

"Iya [PCR berbayar] untuk mandiri atau yang pelaku perjalanan," ujar Nadia.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman meminta pemerintah agar memberlakukan biaya tes screening Covid-19 secara gratis baik melalui metode PCR maupun rapid test antigen di sejumlah fasilitas kesehatan.

Sementara saat ini di lapangan berdasarkan laporan yang ia terima. Menurutnya, puskesmas atau faskes lainnya hanya memberikan akses gratis kepada mereka yang menjadi kontak erat atau suspek.

Kondisi itu menurutnya membuat masyarakat enggan memeriksakan diri lantaran biaya tes PCR relatif mahal di kalangan warga, walaupun terkini pemerintah telah menurunkan patokan harganya menjadi Rp450-550 ribu.

Infografis Beda GeNose, Rapid Antigen dan Swab PCR untuk Tes Covid-19. (CNN Indonesia/Basith Subastian)
(khr/pmg)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK